Jakarta,ruangenergi.com-Hari ini, 9 Agustus 2022. Tidak terasa sudah satu tahun PT Pertamina (Persero) menerima alih kelola blok Rokan dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI).
Pengelolaan Blok Rokan Riau berpindah ke PT Pertamina Hulu Rokan setelah kontrak bagi hasil PT Chevron Pacific Indonesia berakhir pada 8 Agustus 2021. Pemerintah Indonesia memberikan hak kelola Blok Rokan yang habis masa kontraknya itu kepada PT Pertamina (Persero). Maka, mulai 9 Agustus 2021 hak kelola Blok Rokan sepenuhnya diserahkan kepada Pertamina melalui anak perusahaan PT Pertamina Hulu Rokan. Pertamina mengelola wilayah kerja minyak dan gas Rokan selama 20 tahun ke depan.
Adalah Nicke Widyawati,Direktur Utama PT Pertamina (Persero) mengklaim kontribusi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp30 triliun mampu disetorkan dari blok Rokan tersebut.
Nicke bercerita,saat perusahaan menerima alih kelola Blok Rokan setahun lalu dari tangan Chevron, produksinya minyaknya hanya 158 ribu barel per hari (bph). Dengan melakukan 370 pengeboran, kini produksi bisa naik ke 161 ribu bph.
Kini,kata Nicke, di Lapangan Duri, Blok Rokan, Riau, Selasa (8/8/2022),kontribusi PHR ke produksi upstream Pertamina mencapai 30 persen, paling banyak dari Lapangan Duri dan Rumbai. Setoran pajak kita Rp 30 triliun ke negara.
Menurut Nicke,pencapaian tersebut diraih berkat beberapa upaya optimal yang dilakukan para perwira Subholding Upstream. Pertama, peningkatan aktivitas pengeboran dan kerja ulang sebagai upaya optimasi sumur existing.
Kedua, peningkatan aktivitas pada fasilitas produksi dan sarana pendukung. Ketiga, implementasi teknologi dan transformasi digital di Subholding Upstream Pertamina.
Salah satu upaya optimal yang ditunjukkan oleh Subholding Upstream adalah keberhasilan Pertamina Hulu Rokan dalam melaksanakan alih kelola Blok Rokan dalam satu tahun terakhir ini.
PHR,jelas Nicke, mampu melewati proses transisi, mencakup cultural engagement yang meliputi penyesuaian proses bisnis, budaya kerja dan sistem manajemen keselamatan, serta sharing best practice dengan entitas Pertamina lainnya sehingga operasional Blok Rokan berjalan lancar.
Adalah Jaffee A Suardin,D irektur Utama PHR menyebut, setahun sebelum alih kelola, pengeboran di blok ini hanya rata-rata 105 pemboran. Saat Pertamina masuk, pengeboran ditingkatkan menjadi 370 sumur. Selama itu pula, ada 15 ribu kegiatan work over dan well intervention well services.
Aktivitas juga meningkat. Saat alih kelola, hanya ada 9 rig pengeboran. Namun saat ini sudah mencapai 21 rig dengan target akhir tahun 27 rig. Pun dengan work over well services yang saat alih kelola dilakukan hanya ada 25 rig, kini sudah mencapai 32 rig dengan target akhir tahun 52 rig.
Dengan semua usaha ini, volume cadangan saat awal transisi 320,1 mmboe, sekarang meningkat menjadi 370,2 mmboe.Dengan harga minyak yang baik ini, jelas Jaffee, juga reinvestasikan lagi untuk eksplorasi dengan cara unkonvensional (MNK) yang pengeborannya lebih dalam. Targer akhir tahun drill dua sumur MNK ini.
Ruangenergi.com mendapatkan informasi, Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam rapat kerja tengah tahun pada 29 Juli 2022 lalu, menjabarkan bahwa WP&B 2022 untuk PHR, telah disetujui 400 sumur.Terdapat tambahan 100 sumur pengembangan di PHR yang termasuk dalam FTG 2022.Terdapat tambahan 21 work over di PHR yang termasuk dalam FTG 2022.
Meningkatnya rencana biaya kapital ini disebabkan karena adanya penambahan kegiatan flowline untuk 100 sumur FTG, aktivitas Pemasangan Cooling Tower di GS Menggala North serta kegiatan terkait fasilitas produksi yang diusulkan kembali untuk masuk dalam rencana tahun 2022 ini seperti Stage-1 Facility Constraint, Peningkatan Kapasitas Injeksi Air di area Petani/Pematang/Bekasap/Bangko, Pematang Substation Upgrade.
Terdapat 21 tambahan sumur workover PHR telah mendapatkan persetujuan SKK Migas. Outlook sampai akhir tahun 2022, status Juli 2022, akan terealisasi 81 sumur work over.Tambahan Flowline dan penambahan fasilitas produksi pendukung lainnya, fungsi terkait mempercepat proses persetujuan program dan juga memastikan eksekusi program kerja sesuai rencana.
Cerita,berita tentang blok Rokan memang sangat menarik untuk diikuti. Apapun yang terjadi di blok Rokan, berpengaruh pada kontribusi pendapatan nasional dari sektor migas. Itu sebabnya, yang paling penting di sini adalah, meminta agar Sub Holding Upstream Pertamina bisa menjaga kehandalan produksi dari blok migas tersebut.
Memang sih,produksi migas dari blok Rokan tidak sebanyak waktu blok itu pertama kali di bor. Walau begitu, Rokan tetap memberi kontribusi bagi negeri ini.
Seperti kata pepatah kuno dari negeri Kungfu Panda;”Perjalanan seribu mil harus dimulai dengan satu langkah.” “Tidak memikirkan masa lalu dan masa depan, tetapi nikmati satu saat ke saat lainnya adalah keberuntungan sejati.”
Godang Sitompul,Pemimpin Redaksi