Jakarta, Ruangenergi.com
PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe di Batangtoru, Tapanuli Selatan memberikan dukungan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Selatan berupa pembangunan Menara Pandang di Kebun Raya Sipirok Tapanuli Selatan.
Pembangunan menara pandang ini diawali dengan acara groundbreaking atau peletakan batu pertama yang dihadiri perwakilan manajemen PTAR, Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul M. Pasaribu dan Ketua DPRD Tapanuli Selatan, Husin Sogot Simatupang serta sejumlah undangan di lokasi Kebun Raya Sipirok, Sipirok, Tapanuli Selatan, Jumat (14/8).
Menurut Direktur Operasional PTAR, Darryn McClelland, bantuan ini merupakan bagian dari program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PTAR di bidang lingkungan. “Melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat PTAR berkontribusi dalam pembangunan Menara Pandang sebagai salah satu fasilitas pendukung Kebun Raya Sipirok, setelah menerima proposal dan melakukan kajian atas rencana pembangunan Kebun Raya Sipirok dari Pemkab Tapanuli Selatan,” ujarnya.
Is mengatakan, bangunan utama Menara Pandang ini memiliki luas sekitar 580 meter persegi dengan ketinggian 31,5 meter dari permukaan tanah, terdiri dari 7 lantai yang dihubungkan oleh elevator (lift). “Seluruh bangunan akan menggunakan pondasi tiang pancang (prestressed concrete pile) yang diikat dengan balok-balok beton bertulang. Struktur rangka menggunakan rangka baja dengan konstruksi lantai komposit beton bertulang,” ungkapnya.
Masih menurut Darryn, kontribusi PTAR dalam pembangunan Menara Pandang ini dimulai dari perencanaan dan desain bangunan, pekerjaan pondasi tiang pancang, pekerjaan struktur atas, pekerjaan elektrikal sampai ke instalasi elevator (lift). “Durasi pekerjaan konstruksi Menara Pandang akan memakan waktu 6-7 bulan dan diperkirakan selesai bulan Februari 2021,” ujarnya.
“Setelah selesai, Menara Pandang akan diserahterimakan kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan untuk dapat dioperasikan dan dipelihara dengan baik sehingga Kebun Raya Sipirok bisa menjadi salah satu aset dan fasilitas unggulan daerah bagi Kabupaten Tapanuli Selatan,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kebun Raya Sipirok Awaluddin Pulungan menyatakan, Kebun Raya Sipirok akan berfungsi sebagai pusat penelitian (edukasi) dan pusat konservasi tumbuhan atau flora langka di Tapanuli Selatan dan sekitarnya.
Kebun Raya ini, kata dia, juga menjadi tujuan atau destinasi wisata di wilayah Tapanuli Selatan. Pembinaan Kebun Raya Sipirok mendapat pendampingan dari LIPI. “Kebun Raya Sipirok ini didukung karyawan Buruh Harian Lepas (BHL) sebagai pekerja yang militan tentang Perkebunrayaan dan sudah mendapat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tentang Teknik Perkebunrayaan dan Diklat Global Positioning System (GPS) dan Sistem Informasi Geografis (GIS) dari Pemkab Tapsel,” papar Awaluddin.
Saat ini, lanjut dia, sesuai master plan Kebun Raya Sipirok terbagi ke dalam beberapa zonasi, yakni zonasi kayu-kayuan, zonasi pakan orang utan, zonasi tanaman industri, dll. “Saat ini sejumlah tumbuhan yang ada di dalam kebun raya, merupakan hibah dari LIPI dan hasil eksplorasi mandiri dari kita,” kata Awaluddin.
Menurut Awaluddin saat ini yang tengah dilakukan adalah penanaman buah lokal endemik Tapanuli yang sudah hampir punah. “Diantaranya hapundung, bukbak, hopong, salak warna merah dan lain-lain,” pungkasnya.(SF)