Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan kebocoran pipa milik PT Pertamina Hulu Offshore South East Sumatera (PHE OSES) berdampak pada produksi minyak.
Hal ini dikarenakan sumur-sumur di blok OSES harus ditutup untuk menjaga critical pressure daro pipa.
Bahkan kini, SKK Migas sedang mengupayakan minyak diangkut dari sumur-sumur di wilayah kerja SES (South East Sumatera) yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) yang merupakan bagian dari Regional Jawa Subholding Upstream, diangkut melalui barge.
“Kebocoran pada OSES tersebut berdampak pada produksi minyak karena sumur-sumur harus ditutup untuk menjaga critical pressure dari pipa. Opsinya nanti di ganti transportnya pake oil barge,” kata Pelaksana Tugas Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Muhammad Kemal kepada ruangenergi.com, Senin (29/08/2022) di Jakarta.
SKK Migas memastikan tidak ada tumpahan minyak dari pipa SES yang bocor karena sumur langsung dimatikan dan di clamp pipa yang bocor tersebut.
Dalam catatan ruangenergi.com,Blok SES merupakan salah satu pioneer dalam kontrak bagi hasil (PSC) lepas pantai di Indonesia. Kontrak bagi hasil WK SES ditandatangani pertama kali pada 6 September 1968 atau kini telah berusia 50 tahun.
Selama beroperasi, WK SES pernah mengalami masa puncak produksi pada Juli 1991 dengan produksi harian sebesar 244.340 bph. Pada 20 April 2018, Pertamina mendapatkan penugasan pemerintah untuk mengelola 8 WK yang habis masa kontraknya di 2018. Seratus persen participating interest delapan blok tersebut, salah satunya WK SES diserahkan kepada Pertamina.