Capai 7.946 MW, PLN Terus Dorong Pemanfaatan EBT

Jakarta, Ruangenergi.com – PT PLN (Persero) terus meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan. Hingga bulan Juni 2020, kapasitas pembangkit EBT di Indonesia sebesar 7.964 Megawatt (MW).

“Kami komitmen untuk terus meningkatkan penggunaan pembangkit EBT yang ramah lingkungan. Ini adalah tanggung jawab dan upaya PLN untuk menjaga generasi mendatang,” tutur Direktur Mega Project PLN, Ikhsan Asaad.

Dari sisi bauran energi, kata dia, pemanfaatan pembangkit EBT juga meningkat dari 12,36 persen pada Januari 2020 menjadi 14 persen pada Juni 2020.

“Pembangkit EBT di dominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yaitu sebesar 4.707 MW atau 7,5 persen dari total bauran energi pembangkit dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 2.443 MW atau 3,9 persen dari total energi pembangkit,” papar Ikhsan.

Peningkatan EBT juga menjadi bagian transformasi PLN. Melalui salah satu aspirasi utama, yaitu green, PLN memiliki beberapa strategi untuk mendorong penggunaan energi baru terbarukan, yaitu dengan co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang telah beroperasi, program konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Biomassa, serta pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung dengan memanfaatkan bendungan-bendungan yang sudah ada untuk membangkitkan listrik. “Kita terus melakukan inovasi untuk mendorong EBT. Kita optimalkan potensi-potensi yang ada,” jelas Ikhsan.

Selain itu, Co-firing juga dikembangkan oleh PLN di beberapa PLTU, seperti PLTU Paiton berkapasitas 2×400 MW menggunakan olahan serbuk kayu, PLTU Ketapang berkapasitas 2×10 MW dan PLTU Tembilahan berkapasitas 2×7 MW menggunakan olahan cangkang sawit. Co-firing dilakukan dengan mencampurkan olahan tersebut sebesar 5 persen dari total kebutuhan bahan bakar. “Sementara untuk konversi dari PLTD ke PLT Biomassa, PLN mencatat terdapat 1,3 Gigawatt PLTD yang dapat dikonversi menjadi PLT Biomassa,” tukasnys.

PLN, kata Ikhsan, juga mendorong pembangunan PLTS Terapung berkapasitas besar dengan memanfaatkan bendungan-bendungan yang ada di Indonesia. Sebagai contoh, pada Januari 2020, PLN telah menandatangani kontrak jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan Konsorsium PT PJBI-Masdar untuk membangun PLTS Terapung di Cirata, Jawa Barat dengan total kapasitas mencapai 145 MW.

Menurut dia, pembangunan PLTS ini akan dimulai pada awal 2021 dan akan menjadi PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara. “PLTS Terapung Cirata sangat murah, hanya 5,8 cUSD/kWh. Kami berusaha ke depan akan mendorong pembangkit seperti ini dan pastinya dengan harga yang lebih murah,” tambah Ikhsan.

Saat ini, PLN juga tengah mengembangkan Renewable Certificate Energy (REC) yang akan ditawarkan kepada pelanggan yang memiliki komitmen penggunaan EBT dimana setiap penggunaan 1 MWH EBT akan mendapatkan 1 unit REC.

Selain penyediaan listrik melalui pembangkit EBT, PLN juga menyiapkan infrastruktur untuk mendukung kehadiran kendaraan listrik. “PLN juga telah melakukan inovasi menghadirkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listirik Umum (SPKLU),” ungkapnya.(DH)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *