Jakarta,ruangenergi.com-Sub holding gas PT Perusahaan Gas Negara Terbuka (PGN Tbk) saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan penyediaan jaringan GASKITA Mandiri untuk rumah tangga dan pelanggan kecil beserta infrastruktur pendukungnya.
Untuk mengetahui lebih banyak terkait strategi pemasaran jaringan GASKITA Mandiri yang dilakukan oleh PT PGN Tbk, Pemimpin Redaksi www.ruangenergi.com Godang Sitompul bincang santai langsung bersama Direktur Sales dan Operasi PT PGN Tbk dalam kunjungan kerja ke Musi Banyuasin, Sumatera Selatan,Rabu (29/09/2022). Berikut petikan wawancaranya:
Ruangenergi : dari sisi marketing sendiri, ke depannya bagaimana dengan jargas ini?
Fariz Azis : Jargas ini seperti kita ketahui ini program stratetigik nasional. Jadi kita sebagai badan usaha dalam hal ini PGN memang diberikan tugas untuk menjalankan PSN (proyek strategis nasional). Targetnya sebenarnya bukan untuk PGN saja. Target besarnya 4 juta sampai 2024 atau 2025 awal.Tapi di situ ada Badan Usaha (BU), ada juga dengan KPBU (kerjasama pemerintah badan usaha). Pemerintahlah yang sedang menggodok program itu.
PGN tidak hanya menunggu, apa yang bisa dikerjakan PGN kita lakukan. Saat ini untuk tahun 2021 kita sudah mencapai 50 ribu jargas di Jakarta. Lalu untuk tahun 2022, itu ada lebih kurang 250 ribu yang terkontrak, artinya sedang eksekusi di lapangan.Menyebar, mulai dari Jakarta, Tangerang, Surabaya,nanti sebagian ada Medan, Sumatera Selatan dan Lampung.Bertahap kita akan jalani sampai nanti mencapai 400 ribu target kita di tahun 2022 ini.
Mungkin akan challenging sekali, apakah tahun 2022 ini 400 ribu ini sudah dinikmati masyarakat. Mungkin belum, tapi eksekusi lapangannya kami harapkan sudah mulai dikerjakan. Karena sangat tergantung dari bagaimana kemudahan proses-proses awal dari perijinan, dan lain-lain dari masyarakat.
Seandainya beberapa kabupaten kota bisa melakukan seperti di kabupaten Musi Banyuasin ini, mungkin akan lebih cepat.Termasuk di beberapa kabupaten kota lainnya kami mendapatkan respon positif dari pemdanya.Tahun depan, tahun 2023 ini 400 ribu lagi. Maksudnya, 400 ribu ini kan target dari 1 juta setahunnya. Nah 400 ribu ini kemampuan PGN sebagai badan usaha,dengan biaya PGN ini. Kemudian 600 ribunya itu bantuan dari kerjasama dengan partner.
Saat ini PGN sudah mulai menjajaki kerjasama dengan partner. Misalnya PGN mulai koordinasi dengan Sinar Mas Group, dengan PIK (Pantai Indah Kapuk), Agung Podomoro, termasuk dengan Bintaro Jaya, kita jajaki semua. Apakah mereka mau mengerjakan pipa distribusi di dalam perumahan, lalu nanti kita akan berbagi profit dan lain-lain. Sedangkan backbone transmisinya itu dikerjakan oleh PGN.Nah ini konsepnya sudah hampir jadi, dan kita jajaki, termasuk yang di Bandung ada rencana dengan MUJ,BUMD Migasnya di Jawa Barat.Kita jajaki dan alhamdullilah dapat dukungan bagus dari pemdanya.Dalam hal itu seperti ini.Nah inilah konsep yang sedang kita kerjakan.
Seperti kita tahu jargas ini adalah jargas badan usaha. Ini diberikan sebenarnya untuk masyarakat dan gratis,tapi tidak ada pemberian kompor ya.Maksudnya masyarakat penerima jargas ini tidak mengeluarkan biaya.Namun harganya memang yang komersial. Maksudnya komersial, harga yang jauh lebih murah dibandingkan LPG non subsidi. Kita berharap dengan memanfaatkan jargas ini menjadi pilihan buat masyarakat dan bisa masyarakat saving untuk membeli LPG yang selama ini biayanya dikeluarkan per bulan, bisa 20- 30 persen saving buat keperluan-keperluan lain.
Ruangenergi: Itu tadi kan pandangan PGN dari sisi pemasaran ya. Pertanyaan masyarakat, berapa sih bisa mendapatkan harga yang murah ? Sampai kapan? Apakah ini selamanya?
Fariz Azis: Begini ya..kita lihat dulu perbandingannya dengan LPG. Nah LPG itu sebenarnya belum mandiri. Lebih dari 67 persen kita impor. Jadi harga LPG kita dimarket, fluktuatif tergantung dari impor. Kecenderungannya sekarang meningkat. Bagaimana jargas? Jargas ini natural gas dari bumi Indonesia. PGN sudah berkontrak jangka panjang dengan pemasok-pemasok gas yang ada,sehingga untuk kestabilan harga ke pelanggan jauhlebih terjamin.Itu tidak fluktuatif.
Ruangenergi: Iya harga yang naik itu ditakuti Ibu-Ibu, mereka takut sudah pasang jargas harga naik.
Fariz Azis: Bukan ibu-ibu saja Mas, tapi juga untuk pelanggan kecil dan komersial industri. Pelanggan kecil ini yang sering mengeluh, untuk membuat rencana kerja tahun depan, membeli macam-macam, dia sering kali akhirnya berubah karena harga naik. Tapi dengan menggunakan jargas, ini mereka jauh lebih pasti karena harga jargas itu tidak gampang berubah.
Ruangenergi: Dalam pandangan PGN sendiri, daerah mana yang dipandang seksi untuk pemasaran jargas?
Fariz Azis: Daerah yang seksi? Bukan seksi ya namanya, tapi daerah yang sangat potensial adalah daerah yang paling dekat dengan pipa kita. Karena apa? Itu lebih karena lebih cepat diurus karena dekat dengan pipa kita. Memang secara investasi capex nya tidak terlalu tinggi. Dan kedua, daerah yang dekat pipa kita itu masyarakatnya rapat. Penduduknya tidak berjarak satu rumah dengan rumah yang lain. Itu sangat bagus karena semakin banyak pelanggan kita untuk satu wilayah yang tidak terlalu besar.Kedua, dibantu juga penguatan keekonomiannya ada pelanggan kecil, ada restoran, ada mall. Itu sangat membantu. Subtitusi. Karena pelanggan kecil, rumah makan pemakaiannya lebih besar bisa menutupi rumah tangga.
Ruangenergi: Artinya prospek ke depan sangat menjanjikan ya?
Fariz Azis: Gini ya, saya bahasanya agak tegas. Kita harus mandiri dalam energi. Itu sudah clear. Kalau bisa tidak tergantung dengan impor. Tadi Pak Gubernur Sumsel singgung bagaimana perang Rusia-Ukraina,kita terganggu banyak hal. Kita harus mandiri dalam energi.Kalau menggunakan jargas, kita mandiri dalam energi.Berdaulat kita dalam energi. Kita berharap jargas bisa didukung pemda-pemda, mohon didukung stake holder yang ada, KESDM sangat mendukung.Selama ini SKK Migas sudah membantu.Terima kasih lah.PGN akan tetap komit dalam penugasan ini.Terima kasih.