Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan pada tahun 2022 ini target development well yang dibor sekitar 890 sumur. Outlook akhir tahun akan tercapai sekitar 840-850 sumur.
Namun kendala utama pada ketersediaan rig di lapangan untuk dipakai membor sumur.
”Banyak rig yang cold stack tidak siap dipakai dalam waktu singkat…Will see lahhh….kita usahakan yg terbaik…. all out di Q4 sisa akhir tahun ini….” kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno kepada ruangenergi.com,Kamis (06/10/2022) di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, sampai September 2022 ini pengeboran sumur minyak sudah mencapai 61% dari target atau mencapai 543 sumur dari target 890 sumur.
Adapun untuk sumur pengembangan sudah mencapai 113% dibandingkan capaian tahun 2021 yang sebesar 480 sumur pengeboran pengembangan.
Sementara itu, kegiatan workover sudah mencapai 85% dari target dan well service sudah mencapai 76% dari target.
“Dampak dari masifnya pengeboran sumur pengembangan, kegiatan workover dan well service akan meningkatkan produksi migas hingga akhir tahun 2022. Kabar baiknya tentu adalah akan mendukung produksi migas pada level yang lebih optimal di awal tahun 2023,” kata Tenaga Ahli Kepala SKK Migas Ngatijan dalam focus group discussion media gathering SKK Migas dan KKKS, Selasa (4/10/2022) di Bandung.
Berdasarkan data SKK Migas, realisasi lifting minyak hingga 30 September baru mencapai 610,1 ribu barel per hari (bph) atau baru mencapai 86,8% dari target 703 ribu bph. Sedangkan untuk gas mencapai 5.353 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 92,3% dari target 5.800 MMSCFD. “Jadi dari awal tahun kita tahu bahwa kemampuan kita pada saat itu untuk mencapai 703 ribu barel itu sangat susah,” ujar Ngatijan.
Produksi minyak siap jual atau lifting kuartal III itu masih belum mencapai target karena disebabkan kejadian unplanned shutdown serta adanya kebocoran pipa karena fasilitas hulu migas yang sudah menua.