Pertamina Hulu Energi Duduk Bersama Mobil Cepu Ltd Bahas Cendana dan Alas Tua

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.comSub Holding Upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memastikan lapangan Cendana dan Alas Tua yang ada di blok Cepu, masuk ke dalam target rencana pengembangan.

Baik Pertamina EP Cepu (PEPC) maupun Mobil Cepu Limited (MCL) duduk bersama membahas rencana pengembangan ke dua lapangan itu yang masuk ke dalam wilayah perminyakan Cepu, di Jawa Timur.

“Untuk lapangan Cendana dan Alas Tua masuk ke dalam blok Cepu di mana pihak EMCL selaku operator. Untuk longterm plan pengembangannya sedang dalam pembahasan dg EMCL,” kata  Direktur Pengembangan & Produksi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Awang Lazuardi dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com,Kamis (27/10/2022) di Jakarta.

Awang mengungkapkan,untuk rencana pengembangannya sedang sedang bahas dengan partners. Tapi saat ini PHE dan PEPC masih fokus ke target short term yaitu development Banyu Urip Infill dan Clastic, serta potensi optimasi pengembangan di Kedung Keris.

Dalam catatan ruangenergi.com,Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ( SKK Migas ) memaparkan produksi migas di Blok Cepu akan mengalami penurunan mulai 2022 hingga 2030 mendatang.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, Blok Cepu memegang porsi nasional terbesar dalam produksi migas pada tahun 2017 hingga 2021. Produksi minyak di Blok Cepu ditargetkan berkontribusi sebesar 30% dari total produksi minyak nasional di tahun 2021.

Adapun pemegang participating interest (PI) Blok Cepu antara lain Pertamina EP Cepu 45%, Exxonmobil Cepu Ltd 20,5%, Ampolex (Cepu) Pte.Ltd 24,5%, PT Sarana Patra Hulu Cepu, 1%, PT Asri Dharma Sejahtera 4,48%, PT Blora Patragas Hulu 2,18%, dan PT Petrogas Jatim Utama Cendana 2,24%.

“Di tahun 2021, target produksi minyak dari Blok Cepu sebesar 219.860 barel per hari (bph) dan gas 55,16 juta MMSCFD,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (3/2/2021).

Dwi menuturkan, penurunan produksi di Blok Cepu terjadi secara alamiah yang disebabkan oleh turunnya tekanan reservoir. “Blok Cepu ini masa PCS-nya tahun 2005 sampai tahun 2035. Jadi bagaimana kita menahan penurunan alamiah atau natural decline ini,” ungkapnya.

Dia memaparkan, pihaknya memiliki strategi utama untuk menahan laju penurunan di Blok Cepu. Pertama, manajemen reservoir yang baik, yakni world class reservoir management. Kedua, monetisasi untreated gas.

Ketiga, optimasi pengembangan lapangan dan pengeboran sisipan. “Keempat, pengembangan formasi clastic dan terakhir pengembangan lapangan sekitarnya yaitu Cendana dan Alas Tua,” jelasnya.