Jakarta,ruangenergi.com-Ternyata,kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi penyumbang inflasi secara tahunan mencapai 1,15 persen di tahun 2022 lalu.
Inflasi gasoline alias bensin mencapai 32,67 persen dan gasoil alias solar mencapai 35,94 persen sepanjang tahun 2022 lalu.
“Jadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada September 2022 lalu membuat bensin menyumbang inflasi secara tahunan 2022 sebesar 1,15 persen, dan ini komoditas penyumbang tertinggi,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono,Senin (02/12/2022) di Jakarta.
BPS,lanjut Margo, mencatat inflasi sepanjang tahun 2022 mencapai 5,51 persen atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,66 pada Desember 2021 menjadi 113,59 pada Desember 2022.
“Biasanya di sejarah kita, pemerintah menaikkan harga BBM untuk menyesuaikan harga. Di 2023 perlu diwaspadai juga kebijakan pemerintah mengatur harga komoditas yang diatur pemerintah yang dapat mempengaruhi inflasi,” ungkap Margo.
Dia menjelaskan juga, inflasi pada 2022 juga disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, dan harga kontrak rumah.
Inflasi 2022 yang sebesar 5,51 persen menjadi inflasi tertinggi sejak 2014. Pada saat itu inflasi mencapai 8,36 persen karena pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Prediksi BPS terhadap Inflasi pada 2023, akan dipengaruhi berbagai faktor. Akan tetapi, harga energi masih perlu terus diwaspadai karena dapat berdampak terhadap peningkatan harga di berbagai sektor.