PGE

IPO Pertamina Geothermal Energy Tbk Dikabarkan Lepas 25 Persen Saham

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com-Rencana pelepasan saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dikabarkan hanya 25 persen saja, dengan komposisi 20 persen untuk strategic partner dan 5 persen untuk investor lain plus retail.

Adapun periode booking 1 Februari hingga 9 Februari 2023 dengan rentang harga book building Rp820 hingga Rp945. Adapun jumlah saham ditawarkan 103.500.000 lot.

Penjamin pelaksana emisi efek PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisses Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas (terafiliasi).

“Untuk diketahui, hanya 25 persen saham dilepas. Komposisinya, 20 persen untuk strategic partner, sedangan 5 persen untuk investor lain dan retail,” kata sumber ruangenergi.com, Rabu (01/02/2023) di Jakarta.

Seluruh dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana Saham setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham, akan dialokasikan oleh Perseroan untuk:

Sekitar 85% (delapan puluh lima persen) akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan sampai dengan tahun 2025 yang terdiri dari:
a. Sekitar 55% (lima puluh lima persen) akan digunakan untuk capital expenditure (CAPEX) atau investasi pengembangan
kapasitas tambahan dari WKP operasional Perseroan saat ini yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan
utilisasi co-generation technology untuk memenuhi permintaan tambahan dari pelanggan existing Perseroan. Pengembangan ini sebagian besar akan digunakan antara lain untuk WKP Lahendong, WKP Hululais, WKP Lumut Balai dan Margabayur, WKP Gunung Way Panas, WKP Sungai Penuh, dan WKP Gunung Sibayak – Gunung Sinabung.

Sekitar 33% (tiga puluh tiga persen) akan digunakan untuk capital expenditure (CAPEX) atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional Perseroan saat ini yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi co-generation technology untuk mengantisipasi kebutuhan pasar baru. Pengembangan ini sebagian besar akan digunakan antara lain untuk WKP Lumut Balai dan Margabayur, WKP Hululais, WKP Gunung Way Panas, dan WKP
Kamojang – Darajat.

Sekitar 12% (dua belas persen) akan digunakan oleh Perseroan untuk capital expenditure (CAPEX) atau investasi pengembangan kemampuan digital, analitik, dan manajemen reservoir untuk mendukung production, operation & maintenance excellence.

Capital expenditure (CAPEX) atau investasi pengembangan kapasitas tambahan sebesar 165MW untuk Unit 2 di WKP Lumut Balai dan Margabayur (sebesar 55MW) dan Unit 1 dan Unit 2 di WKP Hululais (sebesar 110MW) akan dilakukan langsung oleh Perseroan. Sedangkan, pihak yang akan melaksanakan capital expenditure (CAPEX) atau investasi pengembangan kapasitas
tambahan untuk WKP lainnya sebagaimana dijelaskan pada poin a dan b di atas saat ini masih belum dapat ditentukan mengingat pengembangan usaha tersebut masih dalam tahap feasibility study maupun kesepakatan awal (memorandum of understanding atau head of agreement). Adapun capital expenditure (CAPEX) atau investasi pengembangan untuk WKP lainnya tersebut dapat dilakukan langsung oleh Perseroan atau melalui anak perusahaan baru yang akan didirikan oleh Perseroan.

Penyaluran dana kepada anak perusahaan tersebut akan dilakukan dalam bentuk setoran modal dan/atau pinjaman. Dalam hal aliran dana dilakukan dalam bentuk pinjaman, maka suku bunga yang akan dibebankan dalam pinjaman tersebut adalah setara dengan suku
bunga pinjaman yang ditanggung oleh Perseroan. Dalam hal terdapat pengembalian dana dalam bentuk pinjaman kepada Perseroan, maka dana tersebut akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja.