Jakarta,ruangenergi.com– Ada satu perusahaan asal dari Amerika Serikat yang telah memiliki sertifikasi dari pemerintah negara adi daya itu, berniat bangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia.
Hanya saja, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Arifin Tasrif, pihaknya masih menantikan hasil proven test dari small modular reactor (SMR) yang sedang dikerjakan oleh perusahaan asal Amerika Serikat itu di dua tempat. Satu di Amerika, satu lagi di Romania.
“Oh PLTN mou kan belum ada. PLTN kemaren kita sempet ketemu sama satu perusahaan Amerika yang dapet sertifikasi dari Pemerintah Amerika 1 1nya. Mereka lagi bangun 2 SMR, 1 di amerika satu di Romania. Nanti akan COD 2028 sampai 2029.. kita akan lihat nih ya SMR-nya ini proven, reliable, safe ya kan kita lihat dulu, kalau itu safe baru kita pikirin,” kata Arifin Tasrif kepada wartawan akhir pekan lalu, di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, Indonesia menandatangani kemitraan energi bersih nuklir reaktor modular kecil dengan Amerika Serikat (AS) yang dilakukan dalam Forum Kamar Dagang dan Industri Indo-Pasifik di Bali pada Sabtu (18/3/2023).
Teknologi reaktor modular kecil atau small modular reactor (SMR) dilakukan untuk memenuhi tujuan keamanan energi dan iklim.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y Kim, dan Wakil Asisten Utama Menlu AS, Ann Ganzer dan Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (USTDA) secara resmi mengumumkan Memorandum of Agreement dan hibah afiliasi, serta penandatanganan kontrak sebagai hasil akhir di bawah Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (Partnership for Global Infrastructure and Investment/PGII).
“Pengumuman ini merupakan tonggak penting dalam upaya Indonesia mencapai tujuan iklimnya dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Dubes Kim dalam keterangannya.
Perjanjian tersebut memajukan tujuan Kemitraan Transisi Energi yang Adil (Just Energy Transition Partnership/JETP).