Jakarta,ruangenergi.com-Pemerintah terus berkomitmen mengoptimalkan gas bumi sebagai energi transisi dengan melakukan beberapa langkah. Antara lain, program gasifikasi pembangkit listrik, mendukung pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), jaringan gas kota, serta pembangunan kilang minyak baru (GRR) dan peningkatan kapasitas kilang minyak (RDMP).
Gas bumi menjadi energi transisi dari energi fosil menuju energi bersih karena ketersediaannya cukup banyak dan lebih ramah lingkungan dibandingkan minyak bumi. Dari sisi ekonomi, cadangan gas yang lebih besar akan lebih menguntungkan karena dapat dilakukan perencanaan secara jangka panjang, transparan dan dapat diandalkan.
“Langkah lainnya adalah pembangunan pipa transmisi gas, jaringan distribusi gas, pembangunan smelter, pembangunan LNG skala kecil, LNG bunkering, optimalisasi SPBG yang ada, serta pengembangan hidrogen,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dalam acara Human Capital Summit 2023 di Jakarta Convention Center, Selasa (21/3/2023) di Jakarta.
Khusus terkait pipa transmisi, saat ini tengah dibangun pipa Cirebon – Batang sebagai bagian dari pipa Cirebon – Semarang (CISEM) dan diharapkan rampung sekitar Juli hingga Agustus 2023. Pembangunan pipa CISEM merupakan bagian dari rencana interkoneksi pipa transmisi antara jaringan pipa transmisi Sumatera, Jawa Bagian Barat dengan jaringan pipa transmisi Jawa Bagian Timur.
Saat ini, langkah optimasi gas bumi sebagai energi transisi masih menghadapi beberapa tantangan, seperti perbaikan fiskal hulu migas untuk meningkatkan investasi, ketersediaan pasokan jangka panjang, penemuan lapangan gas yang lebih besar, tersambungnya infrastruktur pipa gas dari Sumatra ke Jawa, terintegrasinya infrastruktur pipa dan non pipa, serta kemudahan birokrasi dan perizinan khususnya dari Pemerintah Daerah.