Jakarta, ruangenergi.com – Tidak optimalnya lifting minyak bumi atau produksi siap jual saat ini membuat asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 berkisar 615.000-640.000 barel per hari. Pemerintah didorong agar fokus pada eksplorasi sumur-sumur migas baru agar produksi bisa ditingkatkan untuk kebutuhan energi ke depan.
Dalam rapat kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), disepakati lifting minyak bumi pada Asumsi Dasar Sektor ESDM RAPBN Tahun Anggaran 2024 berkisar 615.000-640.000 barel per hari.
Selain itu, disepakati juga harga minyak mentah Indonesia (ICP) 75-80 dollar AS per barel, lifting gas bumi 1.030.000-1.036.000 barel setara minyak per hari, dan biaya produksi yang dipulihkan (cost recovery) 8-8,25 miliar dollar AS. Juga volume BBM bersubsidi 18,73-19,58 juta kiloliter dan subsidi solar Rp 1.000-Rp 3.000 per liter.
Dengan demikian, tren penurunan asumsi lifting minyak bumi berlanjut. Pada asumsi 2022, lifting minyak bumi sebesar 703.000 barel per hari, tetapi realisasinya hanya 612.300 barel per hari. Pada 2023, target pun lebih rendah dari tahun sebelumnya, yakni menjadi 660.000 barel per hari.
Target lifting minyak bumi pada 2024 pun akan kembali turun, didasarkan pada produksi yang tak optimal. Selain karena sumur-sumur migas yang sudah tua (mature), keandalan fasilitas produksi juga tengah terganggu.
Direktur Eksekutif Energy Watch Daymas Arangga, mengatakan bahwa penurunan produksi tersebut sebenarnya sudah terprediksi. Sebab, secara alamiah, produksi di sumur-sumur migas tua pasti akan mengalami penurunan.
”Target menaikkan lifting minyak bumi hingga 1 juta barel per hari pada 2030 tak akan pernah terjadi kalau kita tidak serius dalam menemukan cadangan baru dengan melakukan (pengeboran) eksplorasi secara signifikan. Butuh keseriusan serta perubahan radikal untuk itu,” ujar Daymas.
Menurut dia, daya tarik investasi untuk eksplorasi, dengan sejumlah risiko yang ada, haruslah menarik. Dengan demikian, pengeboran eksplorasi bisa digenjot. Para calon investor perlu diyakinkan, termasuk misalnya dengan eksplorasi langsung dilakukan oleh SKK Migas.
”SKK Migas bisa fokus di sana (eksplorasi). Begitu ketemu, langsung dilempar siapa yang mau. Sebab, jika kita menunggu KKKS dengan skema sekarang, KKKS akan main aman,” ujarnya. Selama ini, pengeboran eksplorasi di wilayah kerja migas dilelang kepada para KKKS.