Nanang Abdul Manaf: Perlu Sense of Crisis dan Sense of Urgency di Industri Hulu Migas

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Nusa Dua, Bali,ruangenergi.com- Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Nanang Abdul Manaf mengatakan semangat optimisme tumbuh pasca Covid-19 dan menciptakan momentum baru dari sekedar surviving menjadi berani melangkah untuk mewujudkan target-target besar dalam berusaha.

Kebutuhan minyak bumi diperkirakan meningkat dari 1,66 juta barel minyak per hari (bopd) menjadi 3,97 juta BOPD, atau naik sebesar 139%. Sedangkan kebutuhan gas bumi meningkat jauh lebih besar, yaitu sebesar 298%. Kebutuhan gas bumi saat ini berada pada kisaran 6 juta kaki kubik per-hari (MMscfd), sedangkan kebutuhan gas bumi diperkirakan mencapai 26 ribu MMscfd pada tahun 2050

 Ini adalah tantangan nyata yang mau tidak mau harus kita hadapi dari saat ini. Salah satu langkah yang ditempuh industri hulu migas untuk menjembatani langkah kita menuju ke sana adalah dengan menetapkan visi besar industri hulu migas yaitu target produksi migas 1 juta BOPD dan 12 juta BSCFD di tahun 2030. Visi tersebut kemudian mendapat dukungan penuh dari pemerintah Republik Indonesia.

“Pemerintah memiliki visi 1 juta bopd dan 20 BCF dan untuk itu industri hulu migas sudah menyusun rencana IOG 4.0 Industri hulu migas dapat sebagai motor penggerak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” kata Nanang Abdul Manaf pada helatan akbar IHRS 2023, 13th Indonesia HR Summit, Senin (19/06/2023) di Nusa Dua, Bali.

Visi besar tidak bisa diwujudkan tanpa mind set yang baik. Bekerja dengan pendekat business non usual. Dua hal yang perlu ditanamkan yaitu sense of crisis dan sense of urgency.

“Waktu 7 tahun ini sangat singkat.  Ini harus disikapi dengan sense of crisis dan sense of urgency di hulu migas,” ungkap Nanang.

Pertanyaannya, lanjut Nanang, sejauh mana kita menerapkan sense of crisis dan sense of urgency dalam lingkupan kerja hulu migas. Mengubah mind set bukanlah perkara yang mudah. Perlu strategi yang cermat sehingga mind set baru akan terinternalisasi.

“Perubahan mindset akan membawa kita kepada mindset baru yang ideal untuk mencapai visi besar kita, yaitu mindset BIG: Taking bold actions, Leading with integrity, dan Achieving greatness.Seperti halnya mengubah habit, mengubah mindset bukanlah perkara yang mudah dan tidak akan selesai dalam waktu satu hari saja. Perlu strategi yang cermat dan praktik berulang sehingga mindset baru akan benar-benar terinternalisasi. Di sinilah pentingnya peran fungsi HR untuk melakukan human resources engineering yang dapat mempercepat dan memperkuat proses perubahan mindset ini,”tegas Nanang