Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sedang ambil kalkulator untuk hitung mana kargo gas alam cair (Liquefied natural gas/LNG) yang uncommitted cargo (UC) di tahun 2023 ini.
Pasca dihitung, SKK Migas akan menjadwalkan untuk segera dipercepat penyalurannya sesuai kebutuhan domestik.
“Sedang dihitung, mana yang akan jadi kargo UC, mana yang bisa dijadwalkan atau segera dipercepat penyalurannya sesuai kebutuhan domestik.Nanti kalau sudah ada putusan baru bisa diinfokan. Sekarang sedang dihitung ulang jadwal-jadwalnya,” kata Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi bercerita kepada ruangenergi.com, Senin malam (17/07/2023) di Jakarta.
Ruangenergi.com mendapatkan informasi, ada 5 kargo saat ini siap dikirimkan dari Kilang LNG Bontang untuk periode April-Agustus 2023.
Dalam catatan ruangenergi.com, SKK Migas menetapkan produksi gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) dapat menyentuh kisaran 204-206 kargo pada 2023. Target ini lebih tinggi 5,1% dari torehan produksi LNG tahun lalu sejumlah 196 kargo.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi, mengatakan produksi LNG tahun ini akan datang dari dua kilang. Penambahan akan diutamakan berasal dari Kilang Bontang milik PT Pertamina yang terletak di Kalimantan Timur serta Kilang Tangguh milik BP di Teluk Bintuni, Papua Barat.
“Tahun 2023 ini sekitar ada 204 sampai 206 kargo LNG. Dari Bontang 81 kargo sedangkan dari Tangguh 124 sampai 126 kargo,” kata Kurnia saat konferensi pers di Kantor SKK Migas Jakarta Rabu (18/1/2023).
Dari besaran produksi tahun ini, Kurnia memproyeksikan jumlah LNG yang akan diekspor mencapai 140,3 kargo. Nilai ini mendekati angka ekspor pada tahun sebelumnya. Sedangkan sisa kargo diperuntukan untuk keperluan domestik.
“Besaran ekspor LNG kurang lebih sama dengan realisasi tahun 2022. Tapi dari arah kebijakan, kami utamakan domestik,” kataKurnia lagi.