Jakarta, ruangenergi.com – Direktur Eksekutif Energy Watch Daymas Arangga menilai terkait rencana investasi panas bumi di Kenya, menjadi bentuk keseriusan pemerintah dalam mendorong Pertamina melalui PGE dalam pengembangan EBT. Tentunya, hal ini menjadi menarik karena tidak hanya di dalam negeri, namun mulai ekspansi ke luar negeri.
“Hal ini tentunya terkait beberapa hal ya, kami melihat ada tiga hal utama,” kata Daymas melalui keterangan tertulis yang dikutip pada, Sabtu (26/08/2023).
Pertama, ini merupakan langkah strategis PGE sebagai entitas yang telah melakukan Initial Public Offering (IPO) untuk diversifikasi portofolio pengembangan panas bumi di luar Indonesia. Kedua, langkah ini juga dinilai sebagai wujud kemitraan strategis dengan Kenya yang tidak menutup kemungkinan akan membuka peluang-peluang baru lainnya di masa depan.
“[Ini juga] salah satu inisiatif pemerintah dalam mendorong diplomasi ekonomi dengan negara-negara di Afrika,” pungkas dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong PT Pertamina (Persero) investasi di Kenya senilai 1,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp22,9 triliun. Investasi tersebut diarahkan untuk pengembangan panas bumi atau geothermal dan sektor lain, termasuk juga energi baru terbarukan.
Pertamina melalui dua anak usahanya, Pertamina International Exploration and Production (PIEP) dan Pertamina Geothermal Energy (PGE) memang tengah membidik investasi di sektor energi. Perseroan akan menggandeng Geothermal Development Company dan Guma Group.
“Untuk itu, saya minta dukungan Kenya agar investasi Pertamina dengan Geothermal Development Company senilai 1,5 miliar dan dengan Guma Group dapat segera terealisasi dan diperluas di bidang energi baru dan terbarukan serta perlunya dibentuk Bilateral Investment Treaty antar kedua negara,” kata Jokowi saat menyampaikan pernyataan pers bersama dengan Presiden Kenya William Ruto di State House, Kenya.
Kepala Negara menyebut, Indonesia dan Kenya telah memiliki kedekatan historis sejak lama. Oleh sebab itu, Jokowi menyampaikan bahwa dalam kunjungannya ke Kenya, ia membawa semangat untuk memperkuat kerja sama antarnegara selatan global seperti saat Konferensi Asia Afrika yang dilaksanakan di Bandung pada 1955.
“Spirit ‘Bandung’ inilah yang saya bawa ke Kenya, spirit untuk memperkokoh kerja sama antara negara-negara the global south,” ucapnya kepada Presiden Kenya.
Selain itu, Presiden Jokowi juga memaparkan bahwa hubungan antara Indonesia dan Kenya terus makin erat melalui politik luar negeri Indonesia yang memberikan perhatian khusus terhadap kawasan Afrika dalam sembilan tahun terakhir.
“Indonesia juga terus berkomitmen untuk perkuat kerja sama dengan Kenya,” ujarnya.