Jakarta,ruangenergi.com–PT Bukit Asam Tbk (PTBA) serius menerapkan digitalisasi dalam kinerja pertambangan batubara yang dikelola oleh perusahaan ini.
Mister BA atau Bukit Asam Mining System and Information , adalah program aplikasi terintegrasi dengan beberapa modul mulai dari proses eksplorasi hingga Pelabuhan.
“Transformasi digital merupakan bagian dari langkah PTBA untuk menjalankan Good Mining Practice. Penggunaan teknologi digital juga meningkatkan efisiensi dan keberlangsungan usaha,” kata Direktur Operasi & Produksi PTBA Suhedi dalam pernyataan persnya ketika PTBA meraih penghargaan Runner-up ASEAN Coal Award dalam ajang ASEAN Energy Award bidang Coal Handling and Distribution.
Penghargaan tersebut diserahkan dalam acara The 41st ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) dan Asean Energy Business Forum (AEBF) di Bali pada Jumat (25/8/2023). SVP Perencanaan PTBA Septyo Cholidie, VP Perawatan Alat Produksi & Penunjang Tambang PTBA Slamet Widodo, AM Pembinaan KP & Hyperkes PTBA Bima Arifiyanto hadir menerima penghargaan tersebut.
Seluruh modul yang terintegrasi di MR BA, menghasilkan dampak yang signifikan dalam hal pengurangan konsumsi energi dan bahan bakar. Hal tersebut berdampak pada penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 6071,31 TCO2e.
“PTBA mendukung sepenuhnya program pemerintah untuk menuju Net Zero Emission pada 2060 atau sebelumnya. Program-program dekarbonisasi akan terus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal,” jelas Suhedi.
Dalam penelusuran ruangenergi.com, “Mining System and Information” mengacu pada integrasi teknologi informasi dan sistem dalam industri pertambangan. Ini melibatkan penggunaan berbagai solusi teknologi untuk mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data yang terkait dengan operasi pertambangan. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keselamatan dalam seluruh rantai nilai pertambangan.
Aspek-aspek penting dari “Mining System and Information” meliputi:
- Pemantauan Operasi: Penggunaan sensor dan sistem pemantauan real-time untuk mengumpulkan data dari peralatan tambang, aliran produksi, kualitas mineral, kondisi lingkungan, dan kesehatan pekerja.
- Integrasi Data: Mengintegrasikan data dari berbagai sumber, seperti sensor, peralatan, sistem pemantauan, dan manajemen, ke dalam platform sentral untuk analisis lebih lanjut.
- Analisis Data: Menggunakan analisis data dan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi tren, pola, dan masalah dalam operasi tambang, termasuk prediksi kegagalan peralatan.
- Pemetaan Digital: Pemodelan 3D dan pemetaan drone untuk menciptakan visualisasi digital dari tambang, memungkinkan perencanaan yang lebih baik dan pengawasan operasi.
- Otomatisasi: Automatisasi proses seperti penambangan, pengolahan, dan pengangkutan menggunakan peralatan dan kendali otomatis.
- Sistem Informasi Manajemen: Penggunaan sistem informasi terintegrasi untuk mengelola data terkait inventaris, logistik, keuangan, dan sumber daya manusia.
- Pengolahan Mineral dan Produksi: Penggunaan teknologi informasi untuk mengoptimalkan pengolahan mineral, mengelola persediaan, dan mengawasi produksi.
- Keselamatan dan Pelatihan: Sistem informasi untuk melacak kepatuhan keselamatan kerja dan pelatihan karyawan.
- Komersialisasi dan Pemasaran: Menggunakan sistem informasi untuk mengelola pemasaran produk pertambangan dan penjualan.
Penggunaan teknologi informasi dan sistem dalam pertambangan membantu mengatasi tantangan kompleks dalam operasi, meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko, dan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Namun, penting untuk memiliki infrastruktur IT yang kuat, sumber daya manusia yang terampil, dan kebijakan keamanan data yang ketat untuk mengimplementasikan “Mining System and Information” dengan sukses.