Jakarta, ruangenergi.com – Rencana pemberian subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 92 atau Pertamax bakal dibahas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Hal tersebut merupakan upaya pemerintah dalam mendorong masyarakat beralih menggunakan BBM beroktan tinggi.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana membeberkan bahwa rencana pemberian subsidi untuk BBM jenis pertamax akan dibahas dalam Sidang Kabinet pada hari ini. Meski begitu, Dadan tak menjelaskan secara rinci mengenai hal tersebut.
Yang pasti pemberian subsidi ditujukan agar masyarakat dapat beralih dari produk BBM berkualitas rendah yakni Pertalite ke BBM jenis Pertamax. Utamanya di tengah kondisi polusi udara di DKI Jakarta dan sekitarnya yang saat ini menjadi perbincangan publik.
(Wacana subsidi Pertamax) ditunggu ya karena ada sidang kabinet hari ini,” ujar Dadan, dikutip pada Rabu (30/08/2023).
Direktur Eksekutif Energy Watch, Daymas Arangga menanggapi hal tesebut, ia menyebut agar pemerintah memperhatikan revisi Perpres No 191 tahun 2014 tentang siapa yang berhak menerima BBM Subsidi.
“Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah revisi Perpres No 191 tahun 2014 terkait siapa yang berhak untuk menerima bahan bakar bersubsidi, karena sampai saat ini belum ada kejelasan terkait revisi yang menjelaskan target siapakah yang memang berhak untuk membeli JBT dan JBKP”. kata Daymas saat dihubungi RuangEnergi pada Selasa (29/08/2023).
Daymas menambahkan, subsidi Pertamax dikhawatirkan akan memberikan tambahan beban subsidi negara seperti yang terjadi pada skema Premium dan Pertalite.
“Pemberian subsidi untuk BBM jenis Pertamax dikhawatirkan akan mengulang skema Premium dan Pertalite yang pada akhirnya akan menambah beban subsidi negara”. ujar Daymas.
Selain itu, Daymas juga menilai bahwa pemberian subsidi seharusnya tidak diberikan kepada komoditas bahan bakar akan tetapi diberikan langsung kepada yang berhak agar tepat sasaran.
“Subsidi sebaiknya diberikan langsung kepada yang berhak dibandingkan dengan pemberian subsidi pada komoditas bahan bakarnya, karena kencenderungan subsidinya tidak tepat sasaran sangatlah tinggi”. tutur Daymas.
Terkait pengurangan polusi, Daymas menyebut hal tersebut tidak terlalu signifikan jika pemberian subsidi BBM jenis Pertamax dianggap sebagai stimulus agar masyarakat berpindah menggunakan bahan bakar dari RON 90 ke RON 92.
“Terkait pengurangan polusi, pemberian subsidi untuk BBM jenis Pertamax sebagai stimulus untuk masyarakat berpindah menggunakan bahan bakar dari RON 90 ke RON 92 kami rasa tidak terlalu signifikan, beberapa jurnal juga sudah ada yang membahas lebih detail terkait hal tersebut”. Tutup Daymas.