Hore! Dirut Pertamina Kasih Bocoran, Pertashop Dimungkinkan Jualan Pertalite dan Solar Asal Disetujui Bph Migas

Jakarta,ruangenergi.com-Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menegaskan aspirasi program langit biru tahap dua, murni datang dari internal perusahaan yang dipimpinnya.

Belum ada keputusan apapun dari pemerintah terkait hasil aspirasi Pertamina tersebut. Tentu saja Pertamina akan usulkan dan bahas lebih lanjut dengan Pemerintah Indonesia.

“Tentu saja ketika ini menjadi program pemerintah, Pertamax Green 92.Harganya pun tentu regulated. Tidak mungkin yang namanya JBKP (jenisa bahan bakar khusus penugasan) harganya diserahkan ke pasar karena ada mekanisme subsidi dan kompensasi di dalamnya,” kata Nicke dengan tegas ketika di Komisi VII DPR RI Rabu (30/08/2023) di Jakarta.

Pertamina,lanjut Nicke, mengusulkan ini karena lebih baik, kalau misalnya dengan harga yang sama tetapi masyarakat mendapatkan lebih baik, dengan Octane Number lebih baik sehingga itu untuk mesin lebih baik sekaligus emisinya juga menurun.

“Why not. Jadi itu usulannya.Tapi kembali lagi supaya tidak jadi perdebatan publik, saya ingin menjelaskan bahwa ini adalah hasil kajian internal kami, maka akan kami usulkan ke pemerintah,” ucap Nicke.

Namun, lanjut Nicke, implementasinya menjadi ranah pemerintah untuk memutuskannya. Termasuk fix subsidies, itu dinilai memungkinkan diterapkan namun itu tentu saja ranah pemerintah untuk memutuskannya.

Pertashop Jualan BBM JBT dan JBKP

Nicke juga menjelaskan kemungkinan Pertashop menjual BBM JBT atau JBKP, diakuinya masih melakukan pembahasan dengan BPH Migas.

“Kami sedang melakukan kajian. Karena apa? Ini diperlukan infrastruktur yang memadai di Pertashop mengingat untuk pertanggungjawaban terhadap auditor negara, ini perlu governance yang baik,” tegas Nicke.

Dia mencontohkan, di SPBU Pertamina sudah dilakukan digitalisasi, sudah memasang CCTV (closed circuit television), tankinya juga sudah menggunakan automatic tank gauge. Sehingga hal inipun harus dilengkapi di Pertashopnya.

“Tentu saja ini sifatnya tidak mandatory. Kami akan menawarkan kepada Pertashop, jika nanti keputusan dari Bph Migas ini go…, silahkan Pertashop kalau buka Pertalite. Tetapi marjinnya ini beda, jauh lebih rendah. Sebagai gambarannya hanya sekitar 40 persennya dari Pertamax, karena ini barang subsidi. Marjinnya pun dipatok oleh pemerintah. Sehingga untuk mendapatkan level profit margin yang sama, harus jual lebih banyak Pertalite. Tentu saja, plus ditambah infrastruktur yang memadai,” kata Nicke lagi.

Pertamina sedang membahas dengan Bph Migas untuk kemungkinan Pertashop dapat jualan Pertalite dan Solar.

“Targetnya di triwulan keempat dimungkinkan (sepanjang disetujui oleh Bph Migas),” cetusnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *