Ketika Digitalisasi Merambah Tambang Grup MIND ID, Aspek Penting Transformasi Perusahaan

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.comBUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID ikut menerapkan digitalisasi industri pertambangan.

Grup MIND ID berikhtiar untuk melakukan upaya transformasi dalam mewujudkan optimasi implementasi digitalisasi dalam industri pertambangan. Pengembangan aplikasi digital di berbagai proses bisnis mulai dari eksplorasi, sistem informasi korporasi, pengelolaan limbah, hingga pelayanan konsumen.

Adalah Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf menjelaskan bahwa digitalisasi industri pertambangan menjadi salah satu aspek penting dalam transformasi perusahaan. Melalui upaya digitalisasi industri pertambangan, MIND ID mampu mewujudkan aktivitas operasional optimal dan efisien

Pengembangan aplikasi digital tersebut bertujuan memaksimalkan proses bisnis dan kegiatan operasional perusahaan. Proses yang efisien sejalan dengan komitmen pelaksanaan pilar keberlanjutan MIND ID yakni smart mining serta bentuk komitmen pelaksanaan praktik pertambangan yang baik (good mining practices).

Menurut Heri, MIND ID sebagai BUMN Holding Industri Pertambangan terus memberikan nilai lebih bagi Indonesia.

Presiden RI Joko Widodo telah meresmikan Digitalisasi Underground Mining di PT Freeport Indonesia (PTFI). Teknologi Underground Smart Mining ini membuat PTFI dapat memonitor dan mencegah risiko kecelakaan kerja melalui optimalisasi penggunaan kamera yang terhubung dengan kecerdasan buatan yang dikendalikan dalam control room.

Melalui penerapan Underground Smart Mining mendorong terciptanya teknologi lebih ramah lingkungan, beroperasi dengan lebih minim emisi sehingga dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan. Keunggulan lainnya ialah ketersediaan latensi rendah dalam mendukung proses monitor aktivitas secara lebih real-time, dimana semua data dapat diintegrasikan untuk menciptakan proses kerja lebih aman.

Selain itu, di bidang eksplorasi pertambangan, saat ini PT ANTAM Tbk, mengembangkan aplikasi bernama GEOLOGGING yang mampu mempercepat kalkulasi sampel hasil proses eksplorasi di wilayah pertambangan.

GEOLOGGING memanfaatkan teknologi machine learning dan Artificial Intelligence (AI) yang dapat meminimalisir kesalahan pencatatan data, meningkatkan proses data collecting dan memaksimalkan aktivitas pengeboran.

Di bidang pengelolaan lingkungan, PT Bukit Asam Tbk sedang mengembangkan aplikasi MASTERMINE yang mampu mengolah, memonitor, dan mengontrol sistem pengolahan air limbang tambang secara daring. Sistem yang terintegrasi secara chemical dan digital ini dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan limbah tambang.

Aplikasi MASTERMINE memiliki fitur alert & notification yang berperan untuk memberikan peringatan terhadap penurunan kualitas air, sehingga tindakan diperlukan dapat diputuskan lebih cepat.

PT Bukit Asam Tbk juga sudah mengimplementasikan Corporate Information System and Enterprise Application (CISEA). Aplikasi ini mampu memantau proses produksi dapat diakses dengan mudah melalui gadget. Aplikasi ini memungkinkan pengaturan proses pengiriman hasil penambangan yang lebih efisien dan mempermudah kegiatan monitoring data.

Digitalisasi Industri Pertambangan

Digitalisasi industri pertambangan merujuk pada penerapan teknologi digital dan solusi berbasis data dalam operasi pertambangan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, keselamatan, dan keberlanjutan.

Transformasi digital ini telah menjadi tren utama di industri pertambangan karena potensi besar untuk meningkatkan kinerja operasional. Berikut beberapa aspek penting dari digitalisasi industri pertambangan:

Sensor dan IoT (Internet of Things): Pemasangan sensor pada peralatan pertambangan dan area kerja untuk mengumpulkan data real-time tentang kinerja peralatan, keadaan lingkungan, dan kondisi keamanan.

Big Data dan Analitik: Penggunaan analitik data untuk menganalisis jumlah data besar yang dihasilkan oleh sensor, memahami tren, dan mengambil keputusan yang lebih baik.

Automasi dan Kecerdasan Buatan (AI): Penggunaan otomasi dan kecerdasan buatan untuk mengendalikan peralatan tambang, mengoptimalkan proses produksi, dan memprediksi kegagalan peralatan.

Pemodelan dan Simulasi: Menciptakan model 3D dari tambang untuk perencanaan yang lebih baik dan simulasi operasi yang berbeda.

Keselamatan: Penggunaan teknologi digital untuk memantau kondisi keselamatan, seperti deteksi gas beracun, dan memberikan pelatihan virtual kepada pekerja.

Jaringan dan Komunikasi: Peningkatan konektivitas dan jaringan untuk memungkinkan komunikasi real-time antara peralatan tambang dan pusat pengendalian.

Supply Chain Management: Meningkatkan manajemen rantai pasok dengan pelacakan real-time, manajemen persediaan yang lebih baik, dan efisiensi logistik.

Keberlanjutan: Mengurangi dampak lingkungan dengan pemantauan lebih baik terhadap emisi dan penggunaan energi serta peningkatan penggunaan energi terbarukan.

Manfaat dari digitalisasi industri pertambangan meliputi peningkatan efisiensi operasional, penurunan biaya produksi, peningkatan keselamatan kerja, dan pengurangan dampak lingkungan. Selain itu, teknologi ini memungkinkan pertambangan yang lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan dalam kondisi pasar dan kebutuhan pelanggan.

Namun, implementasi digitalisasi juga melibatkan tantangan, termasuk biaya investasi awal yang tinggi, integrasi teknologi yang kompleks, keamanan data, dan perubahan budaya dalam organisasi pertambangan. Meskipun demikian, digitalisasi tetap menjadi salah satu langkah kunci dalam menjaga kompetitivitas dan keberlanjutan industri pertambangan.