Sampah Hilang Listrik Pun Datang

Jakarta, RuangEnergi.Com. Indonesia Power sebagai perusahaan energi terpercaya dan handal kembali mencuri perhatian dengan berkontribusi terhadap kegiatan Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) melalui program Tempat Olahan Sampah Sungai (TOSS) yang merupakan sebuah inovasi terbaik sebagai solusi permasalahan sampah di bantaran sungai Ciliwung dan pemanfaatannya sebagai bahan baku energi alternatif berskala komunitas setelah sebelumnya sukses dengan TOSS di Bali, BOSS(Biomass Operating System Of Saguling) di Bandung dan JOSS(Jeranjang Olah Sampah Setempat) di Lombok yang turut diinisiasi oleh Supriadi Legino Komisaris Utama Comesttoarra.com.

Melalui salah satu unitnya yaitu Indonesia Power Priok Power Generation and O&M Services Unit(PRO POMU) akan menjadikan program ini sebagai aditionalitas program yang akan dikembangkan nantinya sebagai program pemberdayaan masyarakat yang ada di wilayah Ring 2.
Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan di bidang Pelestarian Lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melakukan perubahan perilaku untuk menjaga kelestarian lingkungan. Pada kegiatan Gerakan Ciliwung Bersih ini, Indonesia Power tidak pernah absen untuk turut hadir dan melakukan aksi nyata, salah satunya dengan memberikan bantuan untuk produksi TOSS dalam bentuk Gasifier dan Genset.

Tentunya kegiatan ini tidak terlepas dari kerjasama yang dilakukan oleh beberapa institusi pendiri Gerakan Ciliwung Bersih seperti Gubernur DKI Jakarta, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Pekerjaan Umum, BPLHD DKI Jakarta, Perguruan Tinggi, LSM dan DML dengan Indonesia Power. Keterlibatan Indonesia Power dalam kegiatan Gerakan Ciliwung Bersih yakni dengan mengimplementasikan inovasi dalam pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mengurangi limbah sampah mengingat mempunyai dampak besar pada pencemaran sungai untuk dapat dimanfaatkan secara aspek lingkungan, sosial – masyarakat hingga aspek ekonomi.

Sebagai bentuk dukungan terhadap Gerakan Ciliwung Bersih, Indonesia Power hadir dan turut mendukung dan mengembangkan inovasi TOSS dalam menjawab permasalahan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah yang dihasilkan oleh masyarakat yang mampu mengolah sampah sungai menjadi raw material energy sekaligus mendapatkan solusi mengenai permasalahan sampah sekitar bantaran sungai. Program TOSS ini merupakan bentuk dukungan untuk target pemerintah dalam pengurangan sampah rumah tangga serta penanganan sampah sungai. Dengan diimplementasikannya program TOSS besar harapan penerapan program dapat menyasar target pengurangan sampah rumah tangga yang dicanangkan pemerintah berkurang sebesar 30% dan untuk pemanfaatan dan penanganan sampah meningkat sebanyak 70% di tahun 2025 dapat terpenuhi.

“PLN dan Indonesia Power sangat welcome dan komit dengan penggunaan renewable energy dan pengembangan komunitas, maka kami yakin jika Indonesia Power akan menjadi leading dalam bidang renewable energy” ujar M. Ahsin Sidqi, Direktur Utama Indonesia Power saat hadir dalam acara Gerakan Ciliwung Bersih akhir Juni lalu.

Ketua Pelaksana Safari TOSS dan CEO dari Comestoarra.com, Arief Noerhidayat menyatakan , tujuan dari Safari TOSS ini adalah meyakinkan bahwa semua masyarakat mampu memproduksi bahan baku energi kerakyatan yang bersumber dari material sampah.
Hasil ini diperoleh setelah melakukan observasi dan penelitian sejak 2016 di sejumlah wilayah seperti Jawa, Bali, Kalimantan, dan Nusa Tenggara, dengan membuat 3 klasifikasi sampah, yaitu Sampah domestik yang bersumber dari rumah tangga, perkantoran, hotel, kawasan, dan pasar yang didominasi oleh sampah organik makanan (60 persen), sampah plastik (PVC dan Non PVC) (20 persen), dan sampah residu termasuk didalamnya sampah elektronik (20persen)
Sampah biomassa yang bersumber darilahan pertanian, perkebunan, taman, hingga rabasan di sekitar jaringan listrik milik PT PLN(Persero). Limbah kayu dan hutan yang bersumber dari lokasi pemrosesan kayu menjadi produk

Dari ketiga klasifikasi sampah tersebut, tim comestoarra membuat komposisi sampah hasil peuyeumisasi, meneliti pada laboratorium milik PT PLN (Persero) dan juga laboratorium eksternal / independent, dan melakukan uji coba sampah menjadi material padat (RDF) sebagai bahan baku substitusi kayu bakar, gas, serta bensin dan solar.

Berdasarkan hasil laboratorium, sampah domestik yang diproduksi di sejumlah lokasi diantaranya TOSS Gerakan Ciliwung Bersih Jakarta, TOSS Batalyon Armed 7, Bekasi, TOSS Jepara (saat ini dikembangkan menjadi Tanjung Jati Organic Solution), TOSS Desa Sampalan dan Desa Akah Klungkung, TOSS TPA Regional Kebon Kongok Lombok (saat ini dikembangkan menjadi Jeranjang Olah Sampah Setempat), dan TOSS PLN UP3 Kupang, memiliki kalori antara 3200 – 4500 kcal/kg. Selain itu, melalui metoda peuyeumisasi moisture content dari material sampah tersebut dapat dioptimalkan dibawah 15 pesen. Adapun ash content berkisar antara 2 – 25 persen tergantung jenis material sampah. Selanjutnya material tersebut diuji pada kompor pelet dan gasifier yang dikembangkan bersama dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Bali dan Malang.

“Alhamdulillah, kami sudah sangat yakin dengan kualitas dari energi kerakyatan yang kami teliti dan uji didukung oleh masyarakat setempat dan juga Usaha Kecil Menengah (UKM),” kata Arief.

Lakukan Uji Co-firing di PLTU
Rangkaian Safari TOSS dimulai di Gerakan Ciliwung Bersih pada 01 September 2020 dengan menghadirkan sejumlah narasumber dari Kementerian, BUMN, perusahaan swasta, hingga pemerintah daerah. Selanjutnya tim Safari TOSS akan menuju ke Jepara untuk melakukan menyajikan inovasi Batu Bara Nabati PT PLN (Persero) Tanjung Jati B sebagai pengembangan dari program TOSS bernama Tanjung Jati Organic Solution. Perjalanan akan dilanjutkan ke Banyuwangi, Bali, dan yang terakhir adalah melakukan Uji Cofiring di PLTU Ropa, Flores, Nusa Tenggar Timur dimana comestoarra dipercaya oleh PT PLN (Persero) untuk menyediakan bahan baku dan menjadi tim uji co-firing bersama PT PLN (Persero) UPK Flores. Dari rangkaian Safari TOSS ini, masyarakat dapat menyaksikan aktifitas program TOSS, kegiatan seminar dan pelatihan, serta menyaksikan uji co-firing melalui media daring. Diharapkan kegiatan ini dapat memicu seluruh pihak dalam menyelesaikan permasalahan sampah dan mengolahnya menjadi energi kerakyatan.

Produk TOSS berupa pelet sampah memiliki nilai kalor sekitar 3000kcal/kg bahk anada yang bisa mencapai 4000 kcal/kg, dapat dikonversi menjadi syntetic gas melalui metoda gasifikasi untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga disel (PLTD). Syntetic gas tersebut membuka peluang untuk digunakan sebagai substitusi bahan bakar solar dan/atau gas sehingga merupakan potensi besar untuk menurunkan Biaya pokok produksi pembangkitan listrik.
Dalam perkembangan dan penelitian lebih lanjut, produk TOSS berupa pelet atau briket mampu digunakan sebagai bahan baku co-firing 1-5 persen yaitu campuran batu bara pada PLTU yang hingga saat ini telah dilakukan di PLTU Jeranjang, Lombok dan PLTU Lontar, Tanggerang bekerjasama dengan PT Indonesia POwer.

TOSS juga memiliki nilai luhur bagi perusahaan dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan karena memberikan manfaat lingkungan dan sosial yang tinggi. Selain dapat mengurangi penggunaan energi fosil, TOSS juga bisa menjadi solusi permasalahan sampah yang saat ini telah menjadi masalah kritis karena terbatasnya kapasitas TPA. Hal ini merupakan kontribusi besar untuk mengurangi emisi Green House Gasses (GHG) atau gas rumah kaca (GRK) karena berkurangnya gas methan yang berasal dari tumpukan sampah di TPA. Dari sisi sosial, model TOSS yang memberdayakan masyarakat sekitar, dapat memberikan lapangan kerja serta berkomitmen pada energi ramah lingkungan.
Selain itu, melalui TOSS, pemerintah kabupaten Klungkung mendapatkan penghargaan top 40 inovasi kebijakan publik dari kementerian PAN-RB pada 2018. Kedua penghargaan tersebut merupakan pengakuan resmi atas keberhasilan program TOSS yang merupakan karya anak bangsa yang menggunakan hampir sepenuhnya peralatan dalam negeri.

Hasilkan Batubara Nabati Ramah Lingkungan
Direktur utama PT, Indonesia Power Ahsin Sidqi mengungkapkan pentingnya menggunakan batubara nabati sebagai bagian dari peningkatan bauran energi.

“ Kita sudah uji coba pada 17 Agustus lalu dengan pelet dari olahan eceng gondok, hasilnya juga bagus dan setara dengan menggunakan batubara. Artinya ini program substitusi dari fosil menjadi energi terbarukan, karena hasil dari sampah kayu, cangkang sangat mudah didapat bahan bakunya disekitar kita , sehingga bisa menghasilkan batubara nabati dengan kadar kalori 7.000 tinggal dibuat tingkat kekeringannya agar efisiensinya semakin tinggi,”ungkap Ahsin Sidqi disela-sela launcing safari TOSS di Jakarta(1/9).

Lebih jauh ia memaparkan, Hasil batubara Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) ini nanti akan digunakan di seluruh Indonesia. PLN sudah minta 10% batubara nabati yang nanti akan disubstitusi dengan batubara konvensional.
Sebagai informasi, pemakaian batubara di PLTU Suralaya untuk satu tahun mencapai 12 juta ton. Ini artinya akan ada penghematan sebesar1,2 juta ton dari penggunaan batu bara nabati hasil dari olahah sampah.

“Indonesia Power memberikan apresiasi kepada ketua Gerakan Ciliwung Bersih yang telah mengolah samapah menjadi batubara nabati. Langitnya biru, sungainya bersih dan kami mendapat batubara nabati yang ekonomis, sehingga bisa menghasilkan efisiensi dan membuat mesin menjadi awet karena tidak ada sulfurnya,”tambahnya

Dengan semakin berkembangnya minat pemerintah daerah untuk terlibat menjadikan TOSS sebagai solusi, maka diharapkan akan memacu penggunaan produk dalam negeri, karena alatnya semua dihasilkan dari pabrikan lokal , seperti mesin pencacah dan untuk peyeumisasi dari Bandung dan Bali. Sementara itu, untuk genset memang masih harus impor.

Solusi sudah di depan mata, dukungan dari Kementerian dan perusahaan swasta sudah sangat nyata untuk mengembangkan TOSS . Ini tentu saja sangat mengembirakan, karena selain memberdayakan ekonomi juga turut membantu menghasilkan pelet yang ramah lingkungan.
Semoga TOSS menjadi pilihan pemerintah untuk terus dikembangkan agar masalah sampah dapat diatasi, secara ekonomi masyarakat bisa menikmati dan lingkungan pun akan semakin asri bebas polusi.(DH)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *