Arifin Tasrif Tegaskan Indonesia Berpotensi sebagai Negara Pengembang Bahan Bakar Etanol

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com– Indonesia memiliki potensi sebagai negera pengembang bahan bakar etanol.

Bahan bakar etanol adalah etanol (etil alkohol), rumus kimia C2H5OH, dengan jenis yang sama dengan yang ditemukan pada minuman beralkohol dengan penggunaan sebagai bahan bakar. Etanol sering kali dijadikan bahan tambahan bensin sehingga menjadi biofuel.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan etanol. Potensi ini dapat dikembangkan jika Indonesia dapat memaksimalkan produksi gula dalam negeri sehingga dapat mengurangi impor gula dari luar negeri.

Arifin mengatakan, jika Indonesia dapat mengembangkan dan memajukan industri tebu dan gula, bukan tidak mungkin nantinya Indonesia memiliki industri etanol sendiri.

“Nanti kalau ini berkembang, kelebihannya bisa kita bikin etanol atau memang ada yang area khusus yang disiapkan untuk bangun etanol industri, kita punya potensi gede,” kata Arifin dalam acara Sustainable Mobility Etanol Talk 2023, Senin (9/10/2023),di Jakarta.

Arifin juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan bioetanol. Sebagian besar sumber daya lokal di Indonesia dapat dimaksimalkan atau digunakan menjadi bahan bakar bioetanol.

“Hampir seluruh wilayah kami memiliki sumber daya lokal yang dapat digunakan sebagai bahan bakar bioetanol,” ungkap Arifin.

Hanya saja, urai Arifin, pengembangan bioetanol masih memerlukan kajian yang komprehensif untuk dapat dikembangkan secara komersial.

Dalam catatan ruangenergi.com,Bahan bakar etanol digunakan sebagai alternatif yang dianggap lebih ramah terhadap lingkungan, karena bahan bakar etanol menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil, serta dapat membantu minimalisir ketergantungan terhadap sumber energi fosil yang sangat terbatas.

Bahan bakar etanol dianggap lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil, serta dapat membantu minimalisir ketergantungan terhadap sumber energi fosil yang sangat terbatas.