Menarik Nih! Ini Kata Calon Presiden tentang Energi

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Calon Presiden (Capres) Prabowo siap jadikan Indonesia Negara Adidaya Energi Terbarukan. Sedangkan Capres Anies Baswedan siap kolaborasi dalam transisi energi.

Demikian disampaikan  para elit partai pendukung masing-masing Capres 2024 dalam diskusi publik bertajuk Keseriusan dan Kemampuan Capres dan Partai Politik
Mengusung Isu Perubahan Iklim di Pemilu 2024 , Kamis 19 Oktober 2023 di Jakarta.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, mengatakan calon presiden dari partainya, yakni Prabowo Subianto, sangat mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan dalam rangka transisi energi di Indonesia

” Untuk energi terbarukan sangat tinggi, karena dalam hal ini Prabowo selalu menyampaikan dari tahun lalu bahwa beliau selalu menekankan Indonesia sebagai negara adidaya dalam energi baru dan energi terbarukan,” ujar Rahayu Saraswati Djojohadikusumo

Rahayu Djojohadikusumo mengatakan, jika terpilih nantinya ,calon presiden Prabowo Subianto akan melakukan akselerasi swasembada energi, mengurangi ketergantungan pada energi fosil sekaligus menjadikan Indonesia negara adikuasa dalam bidang energi baru dan terbarukan dan energi berbasis bahan baku nabati,bio-energi .

“Prabowo juga akan merevitalisasi dan membangun kembali sebagian besar hutan yang sudah rusak dan tidak termanfaatkan untuk dijadikan lahan produksi aren, ubi kayu, ubi jalar, sagu , sorgum ,kelapa dan bahan baku bioetanol lainnya dengan sistem tumpang sari,” ujar dia.

Selain itu,secara umum Prabowo juga akan mencapai swassembada pangan, energi dan air dengan menjamin pelestarian lingkungan .

Sementara itu ,juru bicara Capres Anies Baswedan, Surya Tjandra mengatakan pasangan Calon Presiden Anies Baswedan dan Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar akan menekankan pentingnya kolaborasi dalam mengembangkan kebijakan terkait transisi energi sebagaiomana yang sudah dikerjakan Anies Baswedan selama menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta dengan segala tantangan terkait dalam pengembangan energi bersih pada angkutan Trans Jakarta dan KRL milik PT KAI.

“Tetapi intinya kolaborasi itu kata kunci,dan tidak cuma secara nasional antar kelembagaan di Indonesia tetapi juga dengan internasional ,kerja sama dengan kota-kota besar di dunia dan walikota yang peduli dengan perubahan iklim.Jadi penting mengkombinasikan global efforts yang supaya aksi nyata yang lebih konkret di dalam kerja -kerja pemerintahan,” tegas dia.

Disamping itu, isu perubahan iklim dan transisi energi merupakan isu elite yang sebagai realitas harus diterima.Karena itu ideologi seorang pemimpin sangat menentukan apakah pemimpin itu peduli atau tidak pada isu perubahan iklim.

” Ini soal paradigma. Nah,paradigma inikan lahir dari latar belakang hidup dia, dan latar belakang keluarga dia. Apakah dia pengusaha yang sangat kaya raya, yang punya konsesi hutan besar yang kemudian dikonversi menjadi Ibu Kota Negara? Ini akan membedakan cara strategi dia bekerja. Apakah seluruhnya bisa bersih? Gak juga. Ada capres yang sangat dominan dan kelompok itu akan sama seperti situasi hari ini .Dan jika ingin sedikit perubahan, pemilih yang menentukan.” ujar Tjandra.

(Laporan G Dacosta)