Jakarta, Ruangenergi.com – Proyek kilang Grass Root Refinery (GRR) di Tuban Jawa Timur diakui terganggu oleh peningkatan ekskalasi perang antara Rusia dan Ukraina. Pasalnya perusahaan asal Rusia, Rosneft yang menggarap proyek tersebut bersama PT Pertamina (Persero) terbentur oleh pendanaan.
Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, Rosneft dan Pertamina sebelumnya telah sepakat membangun perusahaan patungan untuk mengerjakan proyek tersebut yaitu PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia.
“Namun karena tensi politik di Rusia yang kian memanas akibat perang mengakibatkan pendanaan untuk perusahaan patungan juga terimbas. Seluruh proses pencairan pendanaan untuk membiayai proyek tersebut menjadi sangat sulit,” kata Tutuka dalam diskusi yang digelar Forum Wartawan ESDM (FWESDM) di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
“Ini tidak mudah bagi Pertamina kondisinya, intinya mereka harus bisa komunikasi memang tidak bisa ya cepat dikatakan tidak bisa, kalau pemerintah tidak bisa ya langsung cari solusi untuk cari partner baru,” sambungnya.
Saat ini, lanjut dia. pengembangan proyek GRR Tuban berada dalam tahap prakualifikasi EPC package yang diharapkan rampung di Oktober ini, kemudian Final Investment Development (FID) ditargetkan selesai pada kuartal I 2024.
“Pemerintah dalam hal ini termasuk Kemenko Bidang Perekonomian, sudah meminta kepastian proyek ini bisa ditetapkan segera. Pasalnya, Proyek Strategis Nasional (PSN) ini berpotensi diminati oleh perusahaan dari negara lain. Kalau ini kan masih persiapan (belum konstruksi), tapi harus dana dulu untuk setelah persiapan selesai,” pungkasnya.(SF)