Jakarta, ruangenergi.com – PT Energi Mega Persada sampaikan laporan keuangan pada periode 9 bulan pertama di tahun 2023. Penjualan bersih dan EBITDA masing-masing mengalami penurunan sebesar 14% dan 24%. Hal ini disebabkan oleh penurunan produksi gas harian dan penurunan harga penjualan minyak yang disebabkan lebih rendahnya harga minyak dunia.
Penurunan produksi gas harian disebabkan penyerapan gas yang lebih rendah di asset Kangean oleh pembeli yang berlokasi di Jawa Timur. Saat ini Perusahaan Tengah mempersiapkan rencana kerjanya termasuk mencari pembeli gas baru, kegiatan eksplorasi, dan pekerjaan pengembangan di blok Kangean untuk pertahankan rasio penggantian cadangan migas yang lebih konsisten.
Selain itu, pengeluaran yang telah dilakukan Perusahaan untuk asset-aset yang sudah dimiliki maupun asset-aset baru juga memberikan dampak terhadap penurunan profitabilitas Perusahaan. Namun demikian EMP berharap dapat merealisasikan hasil dan meningkatkan pendapatan dimasa datang.
EMP menunjukan kinerja yang semakin membaik pada kuartal kedua ke kuartal ketiga di tahun 2023. Volume produksi minyak Perusahaan masih cukup konsisten di level sekitar 5.600 barel per hari. Adapun asset-aset Perusahaan lainnya seperti Bentu, Kangean dan Sengkang mencatatkan peningkatan produksi masing-masing sebesar 4%, 6% dan 2%.
Oleh karena itu, penjualan bersih EMP meningkat sebesar 18% menjadi US$ 104 juta. EBITDA dan laba bersih juga mengalami kenaikan sebesar 20% dan 111% masing-masing menjadi US$ 60 juta dan US$ 19 juta.
EMP berharap untuk dapat mengkonsolidasikan beberapa asset produksinya yang baru saja dibeli pada laporan keuangannya untuk periode Q4 2023. Selain itu, beberapa asset EMP yakni Malacca (minyak), Bentu (gas) dan Sengkang (gas) akan terus meningkatkan produksinya di Q4 2023 dan disepanjang 2024.