Jakarta, ruangenergi.com– Para penyedia barang dan jasa industri hulu minyak dan gas bumi menaruh harapan tinggi agar kontraktor kontrak kerjasama migas (KKKS/K3S) agar membeli produk-produk buatan Indonesia.
Saat ini sudah banyak penyedia barang dan jasa yang tergabung di dalam Gabungan Asosiasi Usaha Penunjang Energi dan Migas Indonesia (Guspenmigas) yang sudah mampu disediakan memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa hulu migas.
“Memang sih barang wajib yang sudah ada tingkat kandungan komponen dalam negeri (TKDN) sudah dibeli, namun masih ada saja yang bandel mengimpornya, padahal barang itu sudah ada buatan Indonesia,” kata Direktur Eksekutif Guspenmigas Kamaluddin Hasyim dalam bincang santai bersama ruangenergi di sela-sela penyelenggaraan Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) III beberapa waktu lalu di Jakarta.
Seharunya, barang yang sudah ada diproduksikan di Indonesia, diwajibkan kepada K3S membelinya. Bukti keunggulan barang penunjang kegiatan hulu migas buatan Indonesia sudah mampu tembus pasar ekspor.
“Jangan sampai luar negeri dulu yang mengakui barang buatan Indonesia, sementara di negeri sendiri tidak laku. Itu dia yang salah, harus diperbaiki,” ucap Kamal dengan wajah sedih plus kesal.
Bagi Kamal, yang juga sebagai pensiunan pejabat di lingkup Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS), merasa sudah waktunya mengutamakan buatan dalam negeri, jika memang produk penunjang hulu migas sudah ada dihasilkan di dalam negeri.
“Jangan sampai produsen yang sudah mampu produksi barang buatan negeri sendiri, memindahkan pabriknya/industri ke luar negeri karena tidak dihargai di dalam negeri sendiri,” kata Kamal dengan nada ketus.
Dalam catatan ruangenergi.com, Deputi Dukungan Bisnis Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Satwiko menjelaskan, nilai komitmen TKDN Semester I 2023: US$ 2 Miliar dari Total Pengadaan: US$ 3,645 Miliar.
Outlook Desember : US$ 4,11 dari Total: US$ 7,28.
“Tahun ini banyak proyek-proyek baru dengan teknologi baru. Jadi CCUS dengan peralatan-peralatannya, pipa-pipanya masih belum diproduksi di Indonesia. Tapi kami tetap berkomitmen untuk tetap memacu penambahan TKDN dalam hal itu,” kata Rudi Satwiko dalam konferensi pers Kinerja Industri Hulu Migas Semester I Tahun 2023, Selasa (18/07/2023) di Jakarta.
Rudi juga menjelaskan, dalam rangka meningkatkan TKDN, SKK Migas menggelar Forum Kapnas III Tahun 2023.