Jakarta, ruangenergi.com- Sub holding upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memastikan di tahun 2024 ini kejar rencana pengembangan atau plan of development sebagian blok East Natuna, tepatnya di Lapangan Arwana yang ada di Kepulauan Riau dapat ditetapkan pada tahun 2030 mendatang.
PHE memutuskan hanya mempertahakan dua lapangan, Arwana dan Barakuda, dari blok kaya migas tersebut dan melepas struktur D-Alpha.

“PHE di tahun 2024 ini tetap kejar rencana pengembangan atau plan of developement (PoD) sebagian Blok East Natuna, Lapangan Arwana dapat ditetapkan pada 2030,” kata Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Kamis (11/01/2024), di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, blok East Natuna diperkirakan menyimpan sumber daya minyak mencapai 2,2 BBO dan gas sebesar 300 BSCF. Potensi sumber daya itu terbentang di atas luasan konsesi 10.484,39 kilometer persegi.
Kementerian ESDM resmi menetapkan anak usaha PHE, PT Pertamina East Natuna untuk mengelola Blok East Natuna lewat komitmen investasi awal sebesar US$13 juta atau setara Rp194,5 miliar (asumsi kurs Rp14.968 per dolar AS).
PT Pertamina East Natuna bakal melakukan studi G&G, akuisisi dan pengolahan data seismik 3D dengan luasan 430 kilometer persegi dan 1 pemboran eksplorasi selama 3 tahun pertama.
“Ini sebenarnya cuma lapangan Arwana sama Barakuda, yang di sini yang di D-Alpha itu 70 persen CO2 itu belum,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji di Jakarta, Selasa (30/5/2023).