Jakarta, Ruangenergi.com – Kapasitas penyimpanan karbon di Indonesia, yang berasal dari 20 cekungan atau basin, mencapai 572,77 gigaton. Status 20 cekungan tersebut merupakan cekungan, yang sudah berproduksi dan paling besar adalah North East Jawa dan paling kecil yakni Bawean.
Menurut Dirjen Migas,Tutuka Aridjadi, saat ini ada 128 cekungan migas yang terdiri atas 20 cekungan berproduksi.
“Yang kita hitung itu di 20 cekungan berproduksi tersebut. Dari 128 itu, masih ada 27 cekungan dengan discovery dan selebihnya prospektif, belum dieksplorasi,” katanya dikutip di Jakarta, Rabu.
Sementara itu, Kepala LEMIGAS Ariana Soemanto menjelaskan angka yang dirilis pemerintah berdasarkan kajian LEMIGAS tersebut merupakan angka basis yang dapat dijadikan modal utama untuk aktivitas selanjutnya dan bisa dilakukan berbagai pihak termasuk para pelaku usaha.Ppp
Ia menambahkan, angka tersebut berasal dari cekungan, sehingga untuk mendapatkan angka pasti memang harus dilakukan aktivitas lebih komprehensif.
“Seperti Pak Dirjen (Tutuka Ariadji) sampaikan, ini levelnya basin atau cekungan, kalau Tangguh levelnya sudah field,” ujar Ariana Soemanto.
Informasi kapasitas saline aquifer dari LEMIGAS itu jauh lebih besar dari rilis ExxonMobil, yang menyebutkan kapasitas penyimpanan karbon di Indonesia antara 80-200 gigaton.(SF)