Jakarta, ruangenergi.com- Ada hal yang menyebabkan pemain migas global mau masuk ke Indonesia, yakni diselesaikannya amandemen Undang-Undang Migas oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia bersama dengan jajaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Menurut Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, hasil studi IHS Market, daya tarik hulu migas di Indonesia itu diselesaikannya amandemen UU Migas.
“Diselesaikannya UU Migas menjadi daya saing dari aspek legal menjadi tertarik. Mudah-mudahan di masa depan menjadi tuntas sehingga investor tidak ragu-ragu lagi,” kata Dwi Soetjipto di Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Kepala SKK Migas, Presiden Direktur Inpex Masela Ltd, dan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi, Rabu (27/04/2024), di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, Sekretaris SKK Migas Shinta Damayanti mengatakan saat ini Indonesia masih menempati peringkat 9 dari 14 dari negara di Asia Pasifik berdasarkan hasil evaluasi IHS Market dari segi daya tarik investasi migas.
“Kita di rangking berdasarkan 4 item, dari legal, fiscal system, oil and gas risk overall rating dan activity&success overall rating. Ini kita dinilai berdasarkan ini dan posisi kita saat ini ada di rangking 9 di South East Asia,” katanya di Jakarta pada Kamis (1/2/2024).
Peringkat 9 itu, lanjut Shinta, adalah prestasi yang kurang baik mengingat Indonesia memiliki banyak potensi dalam sektor hulu migas.Adapun rincian dari 4 item yang dinilai oleh IHS Market, Indonesia menduduki peringkat 4 dari 14 negara di kategori activity & success.
“Dan harusnya sebentar lagi kita menjadi bisa peringkat dua atau peringkat pertama. Karena apa, di tahun 2023 kita kemarin menemukan dua Giant Discovery, ini penentunya dari temuan-temuan yang kita peroleh dari eksplorasi,” jelasnya.
Kemudian dari kategori fiscal system, Indonesia berada di peringkat 8 dari 14 negara.