Jakarta, ruangenergi.com- Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Shinta Damayanti membeberkan satu case dalam kegiatan eksplorasi di hulu migas adalah masalah master list.
Masalah master list ini membuat jadi lama pengadaan barang-barang terutama dari luar Indonesia ini jadi lama, dan beberapa case bahkan terhambat.
“Ini harus menjadi perhatian kita mengingat beberapa sumur terutama sumur-sumur eksplorasi yang berpotensi besar ini terletak di offshore dengan area-area yang memang membutuhkan long lead item khusus,” kata Shinta ketika hadir di Komisi VII DPR RI saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kepala SKK dan Dirut PT Pertamina (Persero) dengan menghadirkan Dirut Pertamina Hulu Energi, dengan agenda: 1.Evaluasi Capaian Hulu Migas Tahun 2023 dan Tahun 2024 2.Lain-lain, Rabu (29/05/2024), di Jakarta.
Shinta juga memberkan untuk kegiatan eksploitasi di 2023, walaupun target untuk pencapaian sumur tidak sesuai, tidak tercapai, tapi kita cukup dapat menahan decline produksi minyak. Menahan decline itu yang umumnya 6 sampai 7 persen di tahun-tahun sebelumnya. Sampai akhir tahun 2023 berhasil menahan sampai 1,1 persen decline.
Dengan banyaknya penemuan-penemuan di eksplorasi gas, menyebabkan dibalik dari decline menjadi incline, sebesar 2,1 persen. Harapannya di 2024 ini, tren ini menjadi suatu tren yang dapat dilanjutkan dimana naik terus untuk gas dan minyak.