Jakarta, ruangenergi.com- Kabar gembira datang dari PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Regional Kalimantan Subholding Upstream pertamina melalui anak perusahaan dan afiliasinya di Zona 9, yakni PT Pertamina EP (PEP) Tanjung Field, PEP Sangasanga Field, dan PEP Sangatta Field, secara resmi telah menandatangani amandemen kedua A/R Principles for East Kalimantan (Eastkal) System Reform.
Upacara penandatanganan dilakukan pada Rapat Pleno ke-15 East Kalimantan Gas Management Committee (EKGMC) di Jakarta pada 27 Juli 2024 yang diikuti Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang tergabung dalam Eastkal System.
Eastkal System merupakan sistem terintegrasi yang terdiri dari produsen gas, pembeli gas pipa, transporter, dan Kilang LNG Bontang. Dalam sistem tersebut, gas yang diproduksi oleh produsen-produsen gas di Kalimantan Timur dialirkan ke pembeli gas pipa dan Kilang LNG Bontang untuk diproses menjadi LNG, LPG, dan Bontang Return Condensate.
Melalui penandatanganan ini, Wilayah Kerja (WK) PEP Lapangan Sangasanga dan Sangatta resmi masuk dalam Eastkal System, menyusul anggota Grup PHI lainnya yang telah lebih dulu bergabung, yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT). Momen ini menjadi tonggak baru bagi Perusahaan untuk dapat mengembangkan potensi sumber daya gas bumi di Lapangan Sangasanga dan Sangatta.
Direktur Utama PHI Sunaryanto menjelaskan, masuknya PEP Lapangan Sangasanga dan Sangatta ke Eastkal System akan membuka akses komersialisasi gas dari kedua lapangan itu kepada pembeli gas domestik di jaringan gas sistem Kalimantan Timur. Hal ini dapat meningkatkan potensi pengembangan Lapangan Sangasanga dan Sangatta menjadi lebih ekonomis, sekaligus berkontribusi untuk pemenuhan kebutuhan gas dalam negeri.
“Pengembangan gas bumi sejalan dengan upaya Perusahaan untuk mendukung kebijakan transisi energi Pertamina dan pencapaian target produksi nasional sebesar 1 juta barel minyak dan 12 miliar standar kaki kubik gas pada tahun 2030,” kata Sunaryanto dalam siaran pers yang diterima ruangenergi.com, Rabu (03/07/2024), di Jakarta.
PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) merupakan bagian Subholding Upstream Pertamina yang mengelola operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Regional 3 Kalimantan. Tahun 2023 lalu, melalui anak perusahaan dan afiliasinya yang bekerja sama dengan SKK Migas, PHI mencatatkan produksi minyak sebesar 62,17 ribu barel minyak per hari (MBOPD) produksi gas sebesar 710 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Dalam mencapai visinya menjadi perusahaan migas kelas dunia, PHI terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, andal, patuh, dan ramah lingkungan.