Keren! Selama 22 Tahun Sumbangsih Hulu Migas Penerimaan Negara Rp5,045 Triliun

Jakarta, ruangenergi.com- Kepala SKK Migas Dwi Soetjipo mengatakan terinspirasi, dari pesan  Proklamator, Ir. Sukarno, “Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah,” itu sebanya pihaknya mengelar acara Peringatan 22 Tahun Mengabdi Hulu Migas.

Selama 22 tahun terakhir, industri hulu migas telah menjadi penyumbang kedua terbesar penerimaan negara setelah pajak, dengan total kontribusi sebesar Rp 5.045 triliun.

“Upaya kita untuk terus mencari dan mengembangkan cadangan migas baru berhasil mempertahankan Reserves Replacement Ratio (RRR) di atas 100% selama enam tahun berturut-turut. Kita juga telah menyelesaikan proyek-proyek besar seperti Lapangan Jangkrik, Lapangan Jambaran Tiung Biru, dan Tangguh Train 3. Lebih lanjut, sejak tahun 2012, pasokan gas untuk kebutuhan domestik telah melebihi ekspor, yang merupakan bagian dari upaya kita memperkuat ketahanan energi nasional. Selain itu kegiatan usaha hulu migas, seperti pengeboran dan eksekusi proyek, turut menciptakan multiplier effect bagi industri lain,” kata Dwi dalam pidatonya saat acara Peringatan 22 Tahun Mengabdi Hulu Migas, Selasa (16/07/2024), di Jakarta.

Setelah 22 tahun berkiprah, lanjut Dwi, industri hulu migas terus menunjukkan peran strategis dengan kontribusi signifikan.

“Pada tahun 2023, kita berhasil mengumpulkan penerimaan negara sebesar Rp219 triliun, dan hanya dalam semester pertama tahun ini, jumlahnya telah mencapai Rp114 triliun. Industri ini tetap dinamis dengan rencana pelaksanaan proyek mencapai 138 proyek hulu migas dari tahun 2024 hingga 2029. Proyek-proyek ini akan membutuhkan total investasi senilai Rp543 triliun. Barang Milik Negara (BMN) yang dikelola oleh sektor hulu migas kini bernilai Rp1,014 triliun, atau 7.6% dari total aset negara,” tutur Dwi lagi dalam isi pidatonya dihadapan para petinggi hulu migas.

Dwi bercerita, industri ini juga berhasil menciptakan efek multiplier yang signifikan melalui penerapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), yang mencapai Rp76,5 triliun pada tahun 2023 dan penyediaan lapangan kerja untuk 150 ribu pekerja. Studi terbaru menunjukkan bahwa setiap 1 dolar yang diinvestasikan di industri ini menghasilkan nilai tambah sebesar 5,4 kali.

“Pencapaian-pencapaian tersebut tidak seharusnya membuat kita jumawa, karena tantangan yang menanti kita ke depan lebih berat. Meskipun persentase kontribusi migas dalam bauran energi nasional diperkirakan akan berkurang, kebutuhan akan migas diharapkan akan terus meningkat secara volume. Peningkatan ini terutama karena migas masih sangat dibutuhkan tidak hanya untuk sektor energi, tetapi juga sebagai bahan baku atau feedstock bagi industri petrokimia. Selain itu, produksi gas diharapkan akan semakin dominan di masa depan, mengingat gas merupakan sumber energi transisi yang penting menuju era energi baru dan terbarukan,”ungkap Dwi lagi.

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *