Terlambat Sudah Pengeboran, Ada 80 Sumur Belum Bisa Dibor di Semester I

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi,com- Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wahju Wibowo mengatakan sampai saat ini yang terhambat di sisi eksploitasi hulu migas adalah masalah pengeboran lapangan migas.

Terhambatnya pengeboran dikarenakan hujan melanda di area lapangan migas. Terlambat sekitar 80 sumur yang belum bisa di bor dimana seharusnya di bor di Semester I namun semua bisa dikejar (catch up) oleh SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) migas karena unit drilling sudah ada.

“Yang jelas, rig-rig yang baru datang ini relativly non productif term nya lebih bagus.Semoga saja yang tadinya 1 rig bisa dua setengah sumur, itu nanti bisa tiga sumur.Kalau kita ada 100 rig, tentunya bisa signifikan menambahkan sumur yang bisa dibor sampai akhir tahun.Semoga saja sampai akhir tahun, kita bisa selesaikan semua dengan baik,” kata Wahju Wibowo dalam konferensi pers di SKK Migas, Jumat (19/07/2024), di Jakarta.

Dalam catatan ruangenergi.com, SKK Migas mengungkapkan bahwa upaya masif program pengeboran yang dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) telah memberikan dampak positif terhadap produksi minyak nasional. Peningkatan program pengeboran sejak tahun 2021 berhasil menekan penurunan produksi minyak dari 5-7% menjadi 1,1-1,2% per tahun sejak 2022.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, menyatakan bahwa SKK Migas bersama KKKS terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi minyak nasional.

“Untuk strategi dan upaya jangka pendek, SKK Migas telah meningkatkan jumlah pengeboran sumur pengembangan, workover, dan well services di lapangan-lapangan yang sudah ada. Sedangkan untuk jangka menengah, percepatan temuan cadangan ke produksi serta percepatan realisasi proyek EOR menjadi fokus utama,” katanya pada Rabu (12/6/2024) di Jakarta.