Energy of Life PLN EPI, Desa Berdaya Energi di Kabupaten Gunungkidul

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Yogyakarta, ruangenergi.com – Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) melalui program Desa Berdaya Energi terus berupaya meningkatkan ekonomi sirkuler masyarakat di beberapa wilayah di Gunungkidul Yogyakarta. Desa Berdaya Energi menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat dengan menintegrasikan pilar lingkungan, sosial budaya, kesehatan masyarakat dan pengembangan UMK.

Dalam pengembangannya, PLN EPI Bersama masyarakat saat ini membudidayakan ternak kambing perah. Salah satunya di kalurahan Gombang dan Karang Asem kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Masyarakat di kedua kalurahan tersebut sebelumnya telah diberikan pelatihan oleh PLN EPI untuk pembibitan pohon energi multifungsi seperti pohon Gamal, Gmelina, Kalinadra Merah dan Indigofera. Pohon tersebut memiliki multifungsi yakni daunnya dapat digunakan sebagai pakan ternak dan batangnya sebagai sumber bahan baku biomassa.

Mamit Setiawan, Sekretaris Perusahaan PLN EPI menjelaskan, tanaman multifungsi dapat diolah menjadi energi pengganti batu bara. Bersama Bumdes setempat, tanaman tersebut yang sudah ditebang akan diproduksi untuk dijadikan sodas.

“Batangnya yang sudah tinggi, ini yang nantinya akan digunakan sebagai produk biomassa. Kemudian nanti dari Bumdes akan mengumpulkan untuk diproses dijadikan sodas,” kata Mamit dalam Visit Site dan Gethering Media pada Kamis (26/07/2024).

PLN EPI Bersama warga di kedua kalurahan tersebut, berencana menanam Kembali 50 ribu pohon multifungsi paska panen 100 ribu pohon yang akan dilakukan dalam waktu dekat. PLN EPI memproyeksi akan bisa menghasilkan 300 ton biomassa dalam kurun waktu satu tahun.

“Saat ini sudah menanam 100 ribu pohon, kita berharap bisa memproduksi biomassa 300 ton per tahunnya,” ujar Mamit.

Pihak kedua kalurahan tersebut sangat antusias. Sebab, program Desa Berdaya Energi mampu meningkatkan ekonomi sirkuler di wilayahnya. Masyarakat dilibatkan langsung dalam program ini.

“Selain diberikan pelatihan pembibitan, penanaman dan pengolahan pupuk. Kita juga diberikan pelatihan pemberian makanan bergizi untuk atasi stunting dengan memanfaatkan susu kambing perah yang diberdayakan masyarakat,” kata Parimin Lurah Karang Asem dalam kesempatan yang sama.

Tak sampai disitu, Parimin juga menambahkan bahwa program ini bahkan mampu menggerakan UMKM yang dikelola oleh kelompok ibu-ibu di wilayah tersebut. UMKM tersebut menciptakan batik dengan bahan pewarna dedaunan yang diambil dari tanaman biomassa.

“UMKM kami bergerak dalam pembuatan ecoprint dengan memanfaatkan perwarna dari dedaunan tanaman biomassa. Ini sudah berjalan dengan baik.” tutur Parimin.

Di sisi lain, Supriyanto yang merupakan Lurah Gombang mengungkapkan, total luas tanah yang digarap seluas 6 hectare. Tanah tersebut salah satunya merupakan tanah kesultanan Yogyakarta yang sebelumnya telah bekerjasama dengan PLN EPI. Masyarakat dilibatkan untuk program ini dengan memanfaatkan lahan kosong yang ditanami bibit tanaman biomassa.

“Luas tanah yang kita garap berjumlah 6 hectare, termasuk lahan milik kesultanan.” ujar Supriyanto.

Masyarakat di kalurahan Gombang menurut Supriyanto sangat antusias. Bahkan tanaman biomassa ada yang ditanam di pekarangan rumah untuk dimanfaatkan daunnya sebagai pakan ternak.

“Tanaman biomassa tak mengganggu tanaman produktif serta tak merusak tanah di lahan produktif.” tutup Supriyanto.