Ketika Gulamo Membuat SKK Migas Harap-Harap Cemas

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakart, ruangenergi.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sedang harap-harap cemas menantikan hasil fracturing dari sumur migas non konvensional (MNK) Gulamo di Blok Rokan yang sedang dikerjakan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Tajak  sumur MNK ini berada di Lapangan Gulamo, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Kamis (27/7/2023) lalu, dan kini baik SKK Migas maupun PHR harap-harap cemas menantikan hasilnya.

Rencananya operasi pengeboran sumur eksplorasi MNK Gulamo akan menggunakan rig PDSI #42.3/N1500-E berukuran besar dengan tenaga 1,500 horsepower (HP).

“Kami lagi menantikan hasil frac MNK Gulamo,” kata Deputi Eksplorasi Pengembangan Dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Jumat (23/08/2024), di Jakarta.

Benny bercerita sumur MNK Gulamo ini sumur horizontal. Biasanya, sumur horizontal mahal.. dan biasa dipakai untuk yag susah mengalirkan minyak karena permeabilitas rendah, seperti MNK Gulamo.

“Ada beberapa reservoir konvensional yang low perm, seperti yang  sedang dikerjakan di Sumur Layaran 2, South Andaman dan Gulamo.Dalam kondisi khusus, sumur horizontal dipakai karena diatas permukaannnya daerah yang tidak dapat diakses,” jelas Benny.

MNK merupakan minyak dan gas bumi yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya minyak dan gas bumi dengan permeabilitas yang rendah (low permeability). Perbedaan utama eksplorasi migas konvensional dengan eksplorasi MNK terletak pada lokasi minyak di lapisan bumi. Migas konvensional lebih mudah terlihat karena letaknya tidak terlalu dalam dari permukaan. Sedangkan MNK berada di lapisan yang lebih dalam.

Berbeda dengan migas konvensional, MNK adalah hidrokarbon yang terperangkap pada batuan induk (shale oil/gas) tempat terbentuknya hidrokarbon atau batuan reservoir klastik berbutir halus dengan permeabilitas (kemampuan bebatuan untuk meloloskan partikel) rendah yang hanya bernilai ekonomi apabila diproduksikan melalui pengeboran horizontal dengan teknik stimulasi multi-stage hydraulic fracturing.

Informasi yang diterima ruangenergi.com, tanggal 29 Agustus 2024 mendatang, hasil fracturing Gulamo akan datang, SKK Migas dan PHR harap-harap cemas menantikannya. Semoga berhasil menambah cadangan migas nasional, menuju target 1 juta bopd dan 12 milyar kaki kubik gas.