Jakarta, ruangenergi.com- Membaca file berita dari website ruangenergi.com, Dwi Soetjipto, Kepala dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), ketika itu, dengan semangat di depan ratusan petinggi-petinggi perusahaan minyak yang berkumpul di sebuah hotel di kawasan Bogor, Jawa Barat, Minggu (04/08/2024) dalam hajatan CEO Forum ke-8, menyampaikan pentingnya kolaborasi yang erat antara pemerintah dan KKKS dalam mencapai target nasional, khususnya terkait produksi dan lifting migas.
Dwi mengakui bahwa produksi minyak dan gas bumi Indonesia saat ini menghadapi tantangan signifikan.
Pemerintah menilai kondisi ini sebagai krisis nasional dan menekankan perlunya langkah-langkah agresif dalam mengatasi hambatan-hambatan produksi dan lifting. SKK Migas berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan dan mengambil tindakan tegas guna memastikan program-program KKKS berjalan sesuai rencana.
“Dari target lifting tahun 2024 sebesar 635.000 BOPD (barel minyak per hari) untuk minyak, realisasi saat ini baru mencapai 579.000 BOPD. Sedangkan untuk gas, dari target sebesar 5.785 MMSCFD (juta kaki kubik per hari), saat ini baru mencapai 5.366 MMSCFD. Masih ada kekurangan yang perlu segera diatasi,” kata Dwi dalam siaran pers SKK Migas yang diterima ruangenergi.com, Senin (05/08/2024), di Jakarta.
SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) melaksanakan CEO Forum ke-8 untuk mengevaluasi kinerja industri hulu minyak dan gas bumi (migas) pada Semester I 2024 serta membahas rencana jangka panjang sektor ini. Forum tersebut berlangsung di Bogor, Sabtu (3/8/2024).
Dalam forum ini terjadi proses diskusi intensif dan keterbukaan informasi antara SKK Migas dan KKKS yang bertujuan untuk memperkuat kolaborasi dalam rangka mencapai target bersama.
“Kami juga memberikan kesempatan kepada pimpinan KKKS untuk memberikan masukan, apresiasi, ataupun meminta bantuan kepada SKK Migas mengenai permasalahan yang tengah dihadapi KKKS.Kami menekankan kepada seluruh pimpinan tertinggi KKKS untuk menjalankan komitmen program kerja yang telah disepakati. Hal ini penting untuk mencapai target akhir tahun untuk minyak sebesar 594.000 BOPD, yang akan mempengaruhi titik masuk kita pada tahun 2025 yang direncanakan berada di kisaran 634.000 BOPD,” jelas Dwi.
Sedangkan untuk gas, meski lifting gas secara year-to-date berada di angka 5.366 MMSCFD, namun pada 25 Juli 2024, lifting harian telah mencapai 5.919 MMSCFD, mencapai 2% di atas target lifting APBN sebesar 5.785 MMSCFD.
“Kami juga fokus pada percepatan tambahan produksi sebesar 174 MMSCFD, terutama dari KKKS HCML dan Pertamina EP Cepu. Selain itu, menjaga stabilitas operasional untuk menghindari unplanned shutdown sangatlah penting, sehingga kami tetap optimis untuk mencapai outlook lifting gas sebesar 5.544 MMSCFD,” lanjut Dwi.
Salah satu indikator yang menunjukkan industri hulu migas di Indonesia telah berkembang adalah peningkatan dalam aktivitas pengeboran dan proyek-proyek yang onstream. Realisasi pengeboran sumur pengembangan berhasil mencapai angka tertinggi dalam 8 tahun terakhir, dengan 799 sumur dibor pada tahun 2023. Dia menargetkan pengeboran bisa menyasar lebih dari 1.000 sumur pada 2025 mendatang.
“Selama 6 tahun terakhir, kita juga berhasil mencapai Reserves Replacement Ratio (RRR) lebih dari 100%, melalui persetujuan 30-40 POD/OPL/OPLL setiap tahun. Capaian RRR pada tahun 2023 adalah 123,5%, dan untuk tahun 2024 RRR ditargetkan mencapai 166%,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam paparan di Forum CEO Tahun 2024, Minggu (04/02/2024).
Saat ini hulu migas memiliki 5 proyek strategis nasional yang sedang berlangsung dengan total nilai investasi US$45,09 miliar. Selain itu, hingga 2029 akan ada 95 proyek minyak dan gas dengan total capital expenditure sebesar US%3,28 miliar. Sementara itu, SKK Migas bersama KKKS berhasil melakukan pengeboran eksplorasi terbanyak sejak tahun 2017 dengan jumlah 38 sumur sepanjang tahun lalu.
Pada 2024, target pengeboran sumur eksplorasi ditetapkan sebesar 48 sumur atau meningkat sebesar 171% sejak 2020. Peningkatan aktivitas ini juga tercermin dalam peningkatan investasi eksplorasi.
Bor 100 Lebih Sumur Eksplorasi dan Eksploitasi
Kabar gembira datang dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang menyatakan untuk pertama kalinya sejak tahun 2014, realisasi tajak pengeboran bulanan mencapai 107 tajak sumur eksplorasi dan eksploitasi di bulan Agustus ini, yang terdiri atas 101 sumur pengembangan dan 6 sumur eksplorasi.
Capaian tersebut tentunya menjadi hadiah indah untuk ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 karena bagaimana tidak? Berdasarkan data yang ada, jumlah tajak pengeboran bulanan di atas 100 sumur, terakhir dicapai pada bulan Agustus tahun 2014.
“Capaian tersebut tentunya tidak luput dari hasil sinergi SKK Migas dengan seluruh KKKS serta stakeholders. Adapun tercatat untuk realisasi sumur pengembangan sebanyak 101 sumur mayoritas disumbang dari PT Pertamina Hulu Rokan sebanyak 54 sumur; PT Pertamina EP sebanyak 16 sumur; PT Pertamina Hulu Mahakam dan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga dengan masing-masing jumlah tajak sebanyak 7 sumur,”kata Kepala Divisi Pengeboran dan Sumuran Surya Widyantoro dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Senin (02/09/2024), di Jakarta.
Terbayang sudah harapan seluruh rakyat Indonesia, SKK Migas dan K3S sukses menambah cadangan migas nasional. Asa digenjot dengan eksplorasi massif dilakukan kontraktor kontrak kerja sama migas. Jika1 dari 101 sumur migas yang dibor itu bisa menghasilkan, katakanlah 500 barel minyak per hari, maka terbayang ada tambahan sekitar 50.500 barel minyak per hari akan mengucur masuk ke tangki penyimpanan.
Indonesia bisa kaya-raya dari minyak dan gas seperti di era-80 dimana masa keemasan dalam produksi migas nasional yang mencapai 1 juta bopd. Namun, untuk menuju ke sana perlu usaha keras dan kolaborasi positif antara regulator, dalam hal ini diwakili oleh SKK Migas, dan kontraktor kontrak kerja sama minyak dan gas. Niat baik, hasilnya pasti baik.