Ada Apa Nih, Diam-Diam Perusahaan Migas Asing Berbondong-Bondong Nambah Asset di Hulu Migas

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Tidak banyak pihak yang tahu bahwa diam-diam perusahaan minyak dan gas kelas dunia,mau kembangkan sayap lagi di hulu migas di Indonesia dengan memperbanyak jumlah wilayah kerja di negeri ini.

Perusahaan migas kelas dunia seperti bp PLC, ExxonMobil Corp, China National Offshore Oil Corporation dan juga TotalEnergies, diam-diam mendekati otoritas minyak dan gas di Indonesia untuk memperebutkan 120 dari 128 cekungan migas yang ada.

Indonesia memiliki 128 cekungan migas, yang tersebar di seluruh wilayahnya. Dari jumlah tersebut, sekitar 20 cekungan telah terbukti mengandung cadangan minyak dan gas yang signifikan dan telah berproduksi. Sementara cekungan lainnya masih dalam tahap eksplorasi atau belum dimanfaatkan sepenuhnya. Cekungan-cekungan ini tersebar di daratan maupun di lepas pantai, dengan potensi besar untuk eksplorasi dan produksi di masa depan.

“Perusahaan-perusahaan sekelas bp, Exxon ingin menambah jumlah cadangan minyak di Indonesia. Sedangkan TotalEnergies mau kembali lagi masuk setelah diyakinkan bahwa iklim hulu migas di Indonesia membaik.Begitu pula CNOOC mereka membidik perairian Laut Jawa bagian Barat, sangat menarik untuk dieksplorasi,” kata salah satu petinggi migas dalam bincang santai offline bersama ruangenergi.com, Jumat (11/10/2023), di Jakarta.

Dia menyampaikan, buah kerja keras tim dia yang sukses membujuk TotalEnergies mau datang kembali ke Indonesia. Tadinya, Total sudah enggan masuk kembali ke Indonesia karena iklim investasi hulu migas di Indonesia sangat tidak bersahabat waktu itu.

“Ada juga perusahaan migas Australia tidak mau kebijakan hulu migas gonta-ganti gak jelas. Mereka mau kebijakan yang mendukung keamanan investasi mereka di hulu migas di Indonesia. Kebijakan yang mengharuskan memakai Gross Split dianggap tidak bagus bagi mereka, namun Cost Recovery dirasakan cocok dengan portofolio usaha mereka,” tuturnya.

Menurut dia, begitu iklim investasi di hulu migas sudah friendly kepada investasi asing, maka akan berbondong-bondong datang ke Indonesia.