Jakarta, ruangenergi.com- Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memberikan kabar gembira bahwa sekarang ini banyak investor-investor hulu migas kembali bereksplorasi di Indonesia.
Salah satunya ExxonMobil Indonesia yang sudah joint study di West Andaman. Di Sumatera Utara ada juga joint study Barong oleh Inpex Ltd. Di Seram, Aru oleh Petronas Indonesia ada joint study. Kemudian Mubadala di Andaman. Natuna d alpha oleh Kufpec. Gaya oleh NQuest dari Norwegia di area Bintuni.
“On going investor sekarang CNOOC,CPC,CNPC. Alhamdulilah dengan ketemunya/discovery di laut dalam oleh ENI di 2023 lalu,merobah persepsi dunia tentang Indonesia dengan potensinya.Saya kira ini mudah-mudahan menjadi prospek yang akan dilakukan oleh hulu migas untuk berkontribusi baik di 100 hari ini, maupun nanti jangka 5 (lima) tahun ke depan,” kata Dwi Soetjipto kepada wartawan termasuk ruangenergi.com di Kantor SKK Migas, Selasa (29/10/2024), di Jakarta.
Dwi bercerita lagi, untuk 5 (lima) PSE (Penentuan Status Eksplorasi) big fish, ditargetkan agar tidak lagi menunggu untuk dieksplorasi.
“Tugas berat ini bagaimana investor mau bereksplorasi, setelah itu eksplorasinya harus sukses. Nah supaya sukses, data-datanya harus lebih lengkap. Nah kemarin dengan seismik di Jambi Merang sudah 32 ribu (hasil) seismik 2 dimensi.Ditambah dengan pesawat di daerah Papua. Dari sisi eksplorasi yang semua kita lakukan, kita harapkan menghasilkan 5 (lima) PSE yang tapi yang berisi,” tegas Dwi.
Itu sebabnya, lanjut Dwi, SKK Migas mendorong Pertamina untuk pengeboran eksplorasinya di area potensial, yang big fish.
“Tidak dekat-dekat saja sehingga hasilnya tidak big fish dan tidak giant discovery. Tetapi kita dorong. Ya iya penuh dengan resiko tapi potensinya big fish/giant discovery,” tegas Dwi.