Berhasil Capai 60 Rute Pelayaran, PIS Dinilai Serius Jaga Kepercayaan Pasar

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.com – Banyaknya jumlah rute pelayaran logistik internasional yang telah dicapai Pertamina Internasional Shipping (PIS) anak usaha Pertamina Grup yang mencapai lebih dari 60 rute adalah contoh kecil bagaimana PIS sangat serius dalam menjaga kepercayaan pasar.

Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif CESS (Center for Energy Security Studies), Ali Ahmudi Achyak dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (09/11).

“Tanpa manajemen dengan kepemimpinan yang jeli, hal ini belum tentu bisa terjadi. Saya menilai manajemen dan kepemimpinan PIS sekarang sudah mumpuni dan patut dipertahankan,” katanya.

Dari aspek operasional, lanjut anggota Asosiasi Pengamat Energy Indonesia (APEI) ini, PIS juga terus memperkuat armada dengan berinvestasi pada 4 tanker baru berjenis very large gas carrier (VLGC), tanker medium range, dan kapal-kapal lain yang akan siap berlayar dalam beberapa tahun lagi.

“Dilihat dari aspek kinerja dan operasional saja, kita perlu akui bahwa PIS ini salah satu perusahaan nasional yang berhasil mengharumkan Merah Putih di kancah internasional. Saya percaya pemerintah melalui kementerian BUMN perlu mencetak manajemen dengan kapabilitas seperti itu untuk terus bersaing di industri berskala internasional,” papar Ali.

PIS sendiri, kata dia, saat ini telah melayani lebih dari 30 klien internasional, dengan dua kantor perwakilan di Asia Pasifik (Singapura) dan Timur Tengah (Dubai) untuk memenuhi kebutuhan mitra pihak ketiga.

“Dengan jangkauan tersebut, PIS berupaya menatap kapitalisasi pasar hingga 8,9 miliar dolar AS pada 2034,” ucapnya.

Ali yang juga dikenal sebagai pengamat energi ini menilai, saat ini banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang semakin moncer bisnisnya. Salah satunya PIS yang bisa mencetak kinerja positif.

Seperti diketahui, pada semester I 2024 PIS berhasil membukukan laba 280,9 juta dolar AS atau naik 103% dan pendapatan 1,72 miliar dolar AS atau naik 6% dari periode serupa tahun lalu. Sementara, kontribusi pendapatan non-captive yang merupakan hasil ekspansi internasional mencapai 19% dari total pendapatan.

Menurutnya, PIS juga menjadi contoh baik bagaimana perusahaan Indonesia bisa berperan penting mendukung ketahanan energi nasional sekaligus kompetitif di skala global.

“Sebagai negara kepulauan, logistik pengantaran energi yang merupakan tantangan utama yang berhasil dijawab oleh PIS. Di sisi lain, sebagai perusahaan yang bermain di lanskap global, PIS berhasil memiliki standar layanan dan operasional berkelas dunia, sambil mencari peluang bisnis yang cocok untuk perusahaan,” pungkasnya.(SF)