Jakarta, ruangenergi.com- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Bahlil Lahadalia dengan tegas meminta Kepala SKK Migas Djoko Siswantio untuk panggil semua Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) Migas untuk fokus dalam peningkatan lifting
Bagi K3S yang memang targetnya tercapai, maka Pemerintah akan memberikan apresiasi. Tetapi kalau tidak tercapai dengan alasan yang susah untuk diterima, maka pasti ada sanksinya juga.
“Ini bagian daripada memacu agar kita betul-betul fokus untuk meningkatkan produktifitas lifting. Sanksinya? Ya nanti dibahas lah,” kata Bahlil di hadapan wartawan, Jumat (03/01/2025), di Jakarta.
Dalam catatan ruangenegi.com, memasuki tahun 2025, SKK Migas telah menetapkan target lifting migas sebesar 1.610 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD) yang terdiri dari 605 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan gas 1.005 ribu BOEPD sesuai target APBN.
Target ini optimis dapat dicapai melalui berbagai program strategis yang telah dirancang secara menyeluruh.
Untuk memastikan komitmen tersebut, SKK Migas akan menerapkan mekanisme reward and punishment.
“Pada 2025, kami menargetkan pengeboran yang lebih masif termasuk kegiatan stimulasi sumur, reaktivasi lapangan idle, serta penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR), Improved Oil Recovery (IOR), dan onstream proyek hulu migas,” kata Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, Selasa (31/12/2024), di Jakarta.
Djoko menegaskan bahwa target lifting 2025 bukan sekadar rencana di atas kertas. Target ini adalah kontrak komitmen dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang mencerminkan reputasi masing-masing.