Jakarta, ruangenergi.com-Dalam pelaksanaan kerja, PT Bumi Siak Pusako memastikan kompensasi kepada para pemilik lahan apabila berdampak pada kebun masyarakat di lintasan survei, melalui mitra kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Langkah ini menjadi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat setempat.
“Nantinya ada surat keputusan dari bupati, terkait mekanisme kompensasi. Karena ini memang tanggung jawab sosial kita, jika lintasan survei berdampak terhadap tanaman masyarakat atau rumah, nantinya akan diberikan kompensasi,”
Demikian diungkapkan Dudy Lastawan, Manager Eksplorasi BSP seperti dikutip dari siaran pers SKK Migas Sumbagut, yang diterima ruangenergi.com, Senin petang (20/01/2025), di Jakarta.
Ia menjelaskan tim eksplorasi melakukan survei seismik sejak September 2024 ini melintasi lima kecamatan, yaitu Rimba Melintang, Tanah Putih Tanjung Melawan, Bangko Pusako, Pekaitan, dan Kubu Babusalam.
“Alhamdulillah, kami berhasil menyelesaikan rangkaian survei seismik 2D ini dengan aman. Program eksplorasi inimerupakan KKP (Komitmen Kerja Pasti) kepada negara. Diharapkan data yang didapatkan nanti bisa mengkonfirmasi potensi sumber daya Migas dengan akurat,” ujar Dudy Lastawan.
Dudy menyampaikan eksplorasi penting dilakukan sebab area Blok CPP sudah lama tidak ada kegiatan yang dignifikan. Sehingga dibutuhkan kegiatan untuk mencari potensi sumber cadangan Migas.
“Topografi, bridging, drilling, dan recording (perekaman) sudah selesai, sekarang tinggal pengolahan data. Nanti hasil pengolahan data baru kita bisa tahu apakah lokasi yang sudah disurvei punya potensi cadangan Migas komersil atau tidak. Kalau potensial baru nanti diajukan ke SKK Migas sebagai kandidat pengeboran,” katanya.
General Manager PT BSP, Raihan mengatakan, survei seismik ini merupakan bagian dari komitmen pasti BSP dalam mengelola WK CPP, sebuah blok migas strategis yang sebelumnya dikelola bersama Pertamina Hulu melalui Badan Operasi Bersama (BOB). Sejak 9 Agustus 2022, BSP resmi mengelola WK CPP secara mandiri dengan konsesi 100% hingga 8 Agustus 2042 menggunakan skema Gross Split.
“Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), kami terus berupaya meningkatkan produktivitas migas di wilayah ini, sekaligus menjamin keselamatan kerja dan pelestarian lingkungan. Karena tujuannya juga untuk kesejahteraan masyarakat,” jelas Raihan.
Lintasan survei yang melewati area kanal-kanal Sungai Rokan membawa risiko kehadiran buaya yang bersarang di wilayah tersebut. Selain itu, laporan masyarakat mengenai keberadaan harimau dan beruang di sekitar hutan serta perkebunan akasia dan kelapa sawit menambah kompleksitas pelaksanaan survei.
Meski demikian, BSP berhasil mengatasi berbagai tantangan tersebut dengan menerapkan prosedur keselamatan yang ketat. Tim survei juga bersiaga menghadapi cuaca ekstrem, banjir, dan potensi kebakaran hutan yang kerap melanda kawasan tersebut.
“Kami benar-benar menekankan keselamatan dan kesehatan atau HSE (heatlh Safety Environment) di lingkungan kerja. Selain BSP, pengawasan juga dilakukan bersama perusahaan yang bekerja sama dengan kita. Alhamdulillah kita bisa memperoleh hasil maksimal,” ungkapnya.
Keberhasilan survei seismik 2D ini membuka peluang eksplorasi baru bagi WK CPP yang berkontribusi pada ketahanan energi nasional. Sebagai operator yang berbasis di daerah, BSP berkomitmen untuk terus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat Riau, baik melalui kegiatan eksplorasi migas maupun program-program tanggung jawab sosial perusahaan.
Dengan pencapaian ini, PT Bumi Siak Pusako kembali membuktikan kemampuannya sebagai BUMD yang mampu bersaing di tingkat nasional dalam industri migas.