Jakarta, ruangenergi.com-ExxonMobil sedang mempertimbangkan beberapa lokasi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk investasi besar di bidang petrokimia dalam dekade mendatang. Investasi ini bertujuan untuk membangun salah satu kompleks petrokimia paling canggih di dunia.
Peluang ini, bila terlaksana di Indonesia, memiliki potensi untuk memperkuat ekonomi Indonesia, mendukung tujuan sirkularitasnya, dan memenuhi permintaan industri yang terus meningkat di Asia.
Kehadiran kompleks petrokimia, yang dipadukan dengan kolaborasi dengan konverter domestik, menghadirkan peluang untuk mempercepat pengembangan rantai nilai polimer berkinerja tinggi di Indonesia.
Daya saing Indonesia dapat diperlihatkan dengan menciptakan kondisi fiskal yang menarik, posisi logistik ekspor strategis, rencana pertumbuhan ekonomi, penciptaan lingkungan bisnis dan investasi yang mendukung termasuk undang-undang dan peraturan yang mendukung, memiliki penyimpanan CO2 yang terus berkembang, tenaga kerja konstruksi dan manufaktur yang terampil, dan biaya yang kompetitif.
Peluang bisnis ini mendukung upaya hilirisasi Presiden Prabowo Subianto, yang bertujuan untuk menambah nilai pada sumber daya alam Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Industri petrokimia memiliki potensi besar untuk mendukung ekonomi nasional dan mendorong pertumbuhan. Sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat sangat penting untuk mempercepat pertumbuhan industri petrokimia.
MoU ditandatangani oleh Elen Setiadi, Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Zoe Barinaga, Wakil Presiden.
Komplek Polimer High Performance
Pada tanggal 22 Januari 2025, di Jakarta, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Ekon) dan ExxonMobil menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mengeksplorasi potensi investasi sebuah kompleks petrokimia canggih di Indonesia.
Jika terealisasi, kompleks ini akan memproduksi polimer berkinerja tinggi (high-performance polymers) untuk memenuhi permintaan industri yang terus meningkat di Asia. Potensi investasi ini dapat menciptakan lapangan kerja dan peluang bisnis selama konstruksi dan produksi, menghasilkan pendapatan pajak, mempromosikan pembangunan sosial, dan membantu mengurangi impor plastik berkinerja tinggi di Indonesia.
Kompleks ini akan dirancang sebagai fasilitas dengan emisi lebih rendah, memanfaatkan peluang penyimpanan CO2 di dekatnya, seperti fasilitas CCS terpusat (CCS Hub) yang sedang dievaluasi oleh ExxonMobil dan Pertamina PT (Persero), yang dapat mendemonstrasikan efek pengganda yang dapat dibawa oleh fasilitas CCS terpusat di Indonesia.
MoU ini bertujuan memfasilitasi pertukaran informasi kedua belah pihak dan membantu mengidentifikasi kerangka fiskal dan regulasi yang diperlukan untuk membuat keputusan investasi di masa depan.