Investasi Sektor ESDM 2024 Tembus 32,3 Miliar Dolar AS

Jakarta, ruangenergi.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan bahwa realisasi investasi di sektor ESDM pada tahun 2024 mencapai 32,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp529,51 triliun (mengacu pada kurs Rp16.393,56 per dolar AS). Hal ini disampaikan dalam konferensi pers bertajuk “Capaian Sektor ESDM Tahun 2024 dan Rencana Kerja Tahun 2025” di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin.

Bahlil mengungkapkan bahwa angka ini menunjukkan peningkatan sekitar 8 persen dibandingkan tahun 2023, di mana investasi tercatat sebesar 29,9 miliar dolar AS. Peningkatan ini mencerminkan optimisme dan daya tarik sektor ESDM di tengah tantangan global.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, investasi terbesar masih didominasi oleh sektor minyak dan gas (migas) dengan nilai 17,5 miliar dolar AS. Selanjutnya, sektor mineral dan batu bara (minerba) menyumbang 7,7 miliar dolar AS, diikuti sektor kelistrikan sebesar 5,3 miliar dolar AS, dan energi baru terbarukan serta konservasi energi (EBTKE) sebesar 1,8 miliar dolar AS.

“Tren realisasi investasi di migas tahun 2024 ini menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan, dari 14,9 miliar dolar AS menjadi 17,5 miliar dolar AS. Ini berarti ada peningkatan sekitar Rp40 triliun dibandingkan tahun sebelumnya,” jelas Bahlil.

Di sisi lain, Bahlil juga memaparkan realisasi pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor ESDM tahun 2024 yang mencapai Rp269,6 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar Rp29,9 triliun dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp299,5 triliun.

Meskipun mengalami penurunan, realisasi PNBP 2024 tetap melampaui target awal yang ditetapkan sebesar Rp234,2 triliun.

“Artinya, ada peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan target,” ujar Bahlil.

Penurunan PNBP ini terutama disebabkan oleh turunnya harga komoditas global, khususnya mineral dan batu bara. Beberapa sektor yang mengalami penurunan pendapatan meliputi migas (dari Rp117 triliun pada 2023 menjadi Rp110,9 triliun pada 2024), minerba (dari Rp172,1 triliun menjadi Rp140,5 triliun), serta EBTKE (dari Rp3,1 triliun menjadi Rp2,8 triliun).

Tren penurunan PNBP di sektor ESDM sebenarnya sudah terjadi sejak 2023, setelah sebelumnya mencapai puncaknya pada 2022 dengan Rp348,6 triliun. Meski demikian, Bahlil optimis bahwa PNBP dari sektor ini masih memiliki potensi untuk tumbuh di tahun-tahun mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *