Kolaborasi Energi Indonesia-Turkiye: Langkah Besar Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Bogor, ruangenergi.com – Bogor menjadi saksi sejarah baru dalam kerja sama energi antara Indonesia dan Turkiye. Di bawah sorotan dunia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Republik Turkiye, Alparslan Bayraktar. Peristiwa ini berlangsung di Istana Kepresidenan Bogor pada 12 Februari 2025 dan disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto serta Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan.

“MoU antara kedua negara ini akan membuka peluang transfer teknologi dan inovasi di sektor energi, yang akan mempercepat pengembangan energi bersih di Indonesia. Dengan dukungan dan kolaborasi dari mitra internasional, kita dapat mengejar swasembada energi sesuai dengan arahan Bapak Presiden Prabowo,” ujar Bahlil.

Perjanjian ini mencakup berbagai aspek penting, mulai dari pembangkit listrik, distribusi dan transmisi energi, hingga pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Tak hanya itu, kedua negara juga sepakat untuk menjajaki eksplorasi hidrokarbon serta penerapan teknologi canggih seperti hidrogen, nuklir, dan baterai.

“Kerja sama ini akan berlaku selama lima tahun dan bisa diperpanjang dengan tambahan waktu lima tahun dengan kesepakatan antara kedua negara,” jelas Bahlil.

Dengan durasi kerja sama selama lima tahun dan opsi perpanjangan lima tahun berikutnya, kedua negara berharap dapat menciptakan sinergi jangka panjang yang berdampak nyata. Turkiye sendiri bukan pemain baru dalam lanskap energi Indonesia. Sejumlah perusahaan Turkiye telah menjalin kerja sama dengan PT Pertamina (Persero), khususnya dalam proyek panas bumi dan perkapalan.

Salah satu investasi signifikan dari Turkiye adalah melalui PT Hitay Daya Energi (HDE), yang mengembangkan proyek panas bumi di Gunung Talang Bukit Kili dengan target kapasitas 20 MW.

“Turkiye juga berinvestasi pada proyek panas bumi melalui PT Hitay Daya Energi (HDE) di Gunung Talang Bukit Kili dengan rencana pengembangan 20 MW. Selain itu, Hitay Energy Holding juga menjalankan empat proyek survei dan eksplorasi panas bumi. Hingga kini, PT HDE telah menginvestasikan 6,01 juta dolar AS, atau sekitar 22 persen dari komitmen eksplorasi mereka.” tambahnya.

Kesepakatan ini tidak hanya memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Turkiye, tetapi juga membuka jalan bagi inovasi dan investasi baru di sektor energi. Dengan semangat kolaborasi yang kuat, kedua negara siap melangkah menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.