Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com- Indonesia kini memiliki Perhimpunan Tenaga Ahli dan Produsen Peralatan Penanggulangan Pencemaran Tumpahan Minyak (Pertagulmar), yang baru saja resmi dibentuk.
Pengesahan perhimpunan ini tercatat dalam Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor AHU0002485.AH.01.07. Pertagulmar menjadi perhimpunan pertama di Indonesia yang menggabungkan tenaga ahli dan perusahaan di bidang pencegahan serta penanggulangan pencemaran minyak dan bahan kimia berbahaya di lingkungan laut dan pesisir.
Sebagai perhimpunan yang fokus pada perlindungan lingkungan laut, Pertagulmar mengedepankan penggunaan teknologi mutakhir dalam penanggulangan pencemaran, seperti oil boom, chemical boom, skimmer, dan dispersant, yang semuanya sesuai dengan standar internasional dari International Maritime Organization (IMO). Selain itu, Pertagulmar menjalin kerja sama dengan produsen peralatan pencegahan dan penanggulangan tumpahan minyak di Indonesia, Eropa, dan Amerika, untuk memastikan solusi yang efektif dan efisien dapat diterapkan di lapangan.
Perhimpunan ini juga aktif mengadakan sosialisasi dan pelatihan mengenai pencegahan pencemaran, bekerja sama dengan berbagai instansi terkait seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Lingkungan Hidup. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapan pihak terkait dalam menghadapi potensi pencemaran di Indonesia.
Pertagulmar dipimpin oleh Laksda TNI (Purn) Dr. Ir. Eko Djalmo Asmadi, M.H., mantan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP). Dengan pengalaman luas dalam mengawasi kegiatan di laut yang berpotensi merusak lingkungan, Dr. Eko kini aktif mendukung program ekonomi biru, salah satu agenda pemerintah yang bertujuan untuk mendorong investasi dalam perlindungan lingkungan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Dengan terbentuknya Pertagulmar, Indonesia semakin memperkuat komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan laut dan pesisir, serta siap menghadapi tantangan pencemaran dengan solusi yang lebih inovatif dan berkelanjutan.