Secercah Harapan dari NuEnergy Gas Ltd Disampaikan Kepala SKK Migas Djoko Siswanto

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com- Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyampaikan kabar gembira datang dari NuEnergy Gas Ltd bahwa perusahaan itu sukses melakukan tandatangan bersama Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Dart Energy, PTBA dan PT BSP.

Djoko mendengar kabar bahwa NuEnergy Gas Ltd siap untuk melakukan tajak 4 (empat) sumur pengembangan gas metana batubara (GMB) pertama kali di Indonesia.

“Alhamdulilah POD I MNK akhirnya jalan juga nih.., 10 tahun lalu ninjau sumurnya ke lapangan dalam rangka persetujuan POD-I nya,” kata Djoko bercerita kepada ruangenergi.com, Kamis (22/05/2025), di Jakarta.

Djoko menyampaikan harapan dari NuEnergy untuk bisa mewujudkan first gas pertama dari GMB di Indonesia.

“Update dari NuEnergy Gas Ltd. Pada hari ini jam 17:00 di Komplek PTBA Tanjung Enim telah dilakukan tanda tangan bersama Perjanjian Kerja Sama antara Dart Energy, PTBA dan PT BSP,” cetus Djoko menyitir pesan yang sampai ke dia dari NuEnergy.

Dalam catatan ruangenergi.com, NuEnergy Gas Ltd memiliki beberapa lapangan gas metana batubara (CBM) di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatra Selatan dan Sumatra Tengah. Perusahaan ini mengoperasikan lima kontrak bagi hasil (Production Sharing Contracts/PSC) untuk pengembangan gas CBM, yaitu:

  1. Tanjung Enim PSC: Terletak di Sumatra Selatan, ini adalah proyek utama NuEnergy. Pada Juni 2021, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui Rencana Pengembangan (Plan of Development/POD) untuk lapangan ini, menjadikannya POD CBM pertama yang disetujui di Indonesia. NuEnergy memiliki 45% kepemilikan melalui anak perusahaannya, Dart Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd, dan telah menerima izin lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk proyek ini.

  2. Muara Enim PSC: Juga berlokasi di Sumatra Selatan, NuEnergy memiliki 40% kepemilikan dalam PSC ini.

  3. Muara Enim II PSC: NuEnergy sebelumnya memiliki 30% kepemilikan dan berperan sebagai operator dalam PSC ini. Namun, pada Maret 2025, perusahaan memutuskan untuk melepaskan (relinquish) PSC ini untuk memfokuskan sumber daya pada proyek CBM yang lebih maju, khususnya Tanjung Enim PSC.

  4. Muralim PSC: Terletak di Sumatra Selatan, NuEnergy memiliki 100% kepemilikan dalam PSC ini. Perusahaan telah menerima perpanjangan eksplorasi selama 19 bulan hingga Maret 2025 untuk menyelesaikan komitmen eksplorasi dan mengumpulkan data produksi yang diperlukan sebelum mengajukan POD.

  5. Rengat PSC: Terletak di Sumatra Tengah, NuEnergy memiliki 100% kepemilikan dalam PSC ini.

Dengan portofolio ini, NuEnergy Gas Ltd berperan aktif dalam pengembangan sumber daya gas metana batubara di Indonesia, mendukung upaya negara dalam diversifikasi sumber energi dan pengurangan emisi karbon.