Salut! Harita Nickel Siapkan Sedimen Pond di Area Tambang

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Pulau Obi, Halmahera Selatan, ruangenergi.com- Dengan berhitung secara matang, PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau dikenal sebagai Harita Nickel, menyiapkan  sedimen pond (kolam sedimen) ratusan hektar di area pertambangan nikel  perusahaan yang ada di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Sedimen pond (kolam sedimen) dalam pertambangan nikel berfungsi sebagai tempat penampungan air limpasan (runoff) yang membawa material padat (sedimen) seperti tanah, lumpur, dan partikel halus dari area tambang agar tidak mencemari lingkungan, terutama badan air seperti sungai atau laut.

Adalah Muhamad Riftadi Hidayat, Senior Mine Hydrology Engineer Harita Nickel, di hadapan jurnalis senior sektor energi, termasuk ruangenergi.com, memaparkan dengan lugas terkait sedimen pond di area tambang Harita Nickel.

“Sedimen pond kita sekarang hampir 100 hektar yang ada di area tambang,” kata Muhamad Riftadi Hidayat dalam paparannya kepada para wartawan sektor energi, Jumat (13/06/2025), di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Adi, sapaan akrab dari Muhamad Riftadi, menuturkan memang pihak Harita sengaja memilih area-area yang memungkinkan dijadikan sedimen pond.

“Lahan seluas 4500 hektar kita memilih area-area yang kita hitung sekitar 5 persen bukaan lahan yang dijadikan sedimen pond.Tambang pun punya kewajiban apabila ada bukaan lahan, kita harus buat sedimen pond. Di situ hidrologi tidak berhenti di situ. Jadi mungkin awalnya 43 hektar yang kita buat, tapi kalau ada bukaan tambang lebih besar lagi, itu (sedimen pond) akan lebih besar lagi luasnya. Kita punya rencana-rencana apakah akan memperlebar kah, punya teknologi barukah untuk di area tambang itu sendiri,” papar Adi.

Adi menjelaskan tantangan terbesar dalam mengawasi sedimen pond adalah curah hujan yang tinggi. Di tahun 2025 saja, curah hujannya sangat tinggi di lokasi pertambangan nikel Harita.

“Itu kita akan merubah lagi design dari pond itu sendiri. Jadi mungkin yang pertama dibuat seluas 43 hektar bisa jadi meluas jadi 50 hektar. Bisa berkembang luasnya,” tutur Adi.

Yang pasti, dalam membuat sedimen pond, perlu memperhitungkan titik di mana lokasi sedimen dibuat agar tidak mengganggu aktivitas tambang.

“Sedimen itu bisa kita analogikan sebagai kolam. Jadi ketika curahan air hujan dari atas area pertambangan cukup deras. Kita menganggapnya sebagai limbah karena apa? Kita harus bertanggungjawab ketika hujan mengenai tanah tambang dan mengalir ke bawah, maka  tanggungjawab kita mengembalikannya ke alam tidak menjadi misalnya berwarna merah atau coklat tepatnya. Kita memberikan ke alam lagi. Kita harus menjernihkan kembali dengan sedimen pond itu sendiri,” papar Adi dengan wajah berseri-seri menjawab pertanyaan ruangenergi.com kepadanya.

Sedimen pond itu, urai Adi, memfilterisasi air hujan yang turun di area tambang. Ditampung di kolam sedimen, untuk jadi jernih.

“Sesuai dengan peraturan pemerintah, kadar pH dari 6 sampai 8. Nah kalau di area tambang batu bara kadar pH nya tinggi karena ada air asam tambang, namun kalau di kita (tambang nikel Harita) kadar pH nya 6 sampai 8,” tutur Adi.

Penambangan nikel, lanjut Adi, kebanyakan sifatnya open pit. Namun kalau tambang underground itu harus mengatasi faktor hidrogeologinya. Ada aliran bawah tanah (di tambang bawah tanah/underground) yang harus dipotong dari tambang itu sendiri.

“Ada zona aquifer yang mengandung air (di underground mining),kalau dipotong mungkin airnya keluar dan harus konsen di tambang underground nya. Tapi kalau di kita harus konsen kepada hidroginya, karena hujan, aliran air limpasan akan masuk ke rencana penambangan,” jelas Adi lagi.

Adi menjelaskan untuk membuat sedimen pond seluas 43 hektar maka dibutuhkan biaya Rp43 miliar.

Corporate Affairs Manager Harita Nickel, Anie Rahmi menjelaskan perimeter drainage lalu ada sedimen pond yang disiapkan oleh Harita Nickel di area pertambangan di Pulau Obi.

“Jadi air itu harus settle dulu sebelum dilepas ke badan air. Water management inilah dilakukan Harita Nickel,” tegas Anie.