Kawasi Baru, Halmahera Selatan, ruangenergi.com- Sari Windi Ashari Micro, Small, and Medium Enterprises (MSME) Development Supervisor PT Trimegah Persada Bangun Tbk atau disebut Harita Nickel, merasa bersyukur bisa diterima dengan baik oleh masyarakat di desa Kawasi, Halmahera Selatan, Maluku Utara dalam menyampaikan program-program pemberdayaan masyarakat kepada masyarakat yang berada di sekitar wilayah pertambangan yang dioperasikan oleh perusahaan tempat dia bekerja.
Windi, sapaan akrab dia, punya kisah sedih sekaligus lucu dalam bertugas sebagai petugas UMKM/MSME dari Harita Nickel. Pengalaman tidak bisa dia lupakan seumur hidup, yakni ketika dia baru sekitar 3 bulanan bekerja di Harita Nickel. Dia masuk pas Covid-19 sedang merebak di Indonesia.
“Saya waktu sedang berjalan menuju kantor, di tengah jalan dicegat Mama-Mama (Ibu-Ibu warga Desa Kawasi). Mereka bilang begini ke saya; ‘Ngoni…ngoni..pe ngapa kita pu dagangan tara laku ini. Harita biking apa ini? Kita biking susah-susah begini,tara laku begini!’ Hahaha…itu bukan satu orang yang kerumuni saya, tapi hampir 60 orang..Mereka semua cegat saya di jalan,” kata Windi bercerita kepada jurnalis senior sektor energi, termasuk ruangenergi.com, yang datang berkunjung ke site Harita Nickel, Sabtu (14/06/2025), di Desa Kawasi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Windi bercerita kisah kenapa dia di hadang Mama-Mama Desa Kawasi, itu dikarenakan pas saat Covid-19 merebak, dan di saat bulan Ramadhan/Puasa, Harita tidak membolehkan para pedagang ‘takjil’/bukaan puasa berjualan di Living Quarter. Padahal saat itu sedang ada program jualan takjil di dekat area pemukiman karyawan Harita.
Namun karena alasan Covid-19 sedang merebak, maka Mama-Mama Desa Kawasi hanya boleh berjualan di luar area Living Quarter, tempat para karyawan tinggal di mess.
“Akibatnya, saya di demo Mama-Mama tadi. Mereka marah karena dagangan buka puasa tidak. Ya kita jelaskan, tidak bisa jualan karena alasan kesehatan akibat wabah Covid merebak saat itu,” jelas Windi sembari tertawa kecil mengingat pengalaman pahit dia pertama kali bekerja terkena ‘demo mama-mama’.
Windi berkisah, akibat kejadian itu, dirinya bisa akrab dengan Mama-Mama Desa Kawasi dan sekitarnya.
“Bahkan kini, Mama-Mama itu sering datang ke kamar saya; Windi sini ngoni bakumpul, bacarita. Jadi Mama-Mama itu ‘ngerumpi’ sama saya.Terkadang mereka ajak saya karaoke/bernanyi di pinggir pantai sembari bawa sound system sederhana tentunya. Kita bernyanyi bersama,” ucap Windi dengan wajah ceria.
Windi menjelaskan juga betapa program UMKM yang dilakukan Harita Nickel sukses menggerakan perekonomian desa, bahkan perekonomian ‘Mama-Mama Kawasi’ membaik. Dari yang tadinya mereka hanya berkebun, kini bisa punya pendapatan berkat program UMKM membuat aneka snack dari pisang, nangka dan juga pala.
” Harita Nickel berkomitmen mendukung pemberdayaan UMKM di Pulau Obi salah satunya melalui Program Obi Snack, Hop Mart, Nyala Cafe, Rute, Prosa/Project Rasa cafe baru di area HJF, Pro PALA,” tutur Windi.
Testimoni dari Mama Nomor, salah satu bendahara dari UMKM Hop Mart, dia bercerita bahwa peranan Harita Nickel dalam membantu pengembangan usaha masyarakat sangat dirasakan sekali manfaatnya.
“Saya sebelumnya hanya berkebun dan menjaga warung saja, namun dengan berdirinya Hop Mart, dimana kami didukung pengembangan usaha dari Mini Market Hop Mart, kami sekarang bisa berkembang pesat,” tutur Mama Nomor.
Walau masih berusia masih sangat muda,25 tahun, Mama Nomor mengaku kini pendapatan UMKM dimana dia bersama Mama-Mama yang lain beromzet fantastis, mencapai Rp2,5 miliar di tahun 2024 lalu.
Winda sebagai salah satu pembimbing berkembangnya UMKM Hop Mart, menjadi saksi betapa mini market yang dijalankan oleh Mama-Mama Desa Kawasi omset penjualannya membaik dari tahun ke tahun.
“Yang hebatnya, Mama-Mama itu kalau ada ide, mereka buat proposal dan minta ke kami (Harita) untuk pendampingan dan bantuan peralatan. Mereka tidak mau gratisan, tapi minta didampingi kami sampai bisa,” urai Windi menutup pembicaraan.