Blora, ruangenergi.com — Pemerintah Indonesia terus memperkuat langkah menuju swasembada energi dengan mengoptimalkan potensi sumur tua dan sumur rakyat. Dalam kunjungannya ke salah satu lapangan migas tua di Ledok, Blora, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan komitmen untuk meningkatkan produksi minyak dan gas melalui pemberdayaan masyarakat dan pelibatan berbagai elemen lokal.
“Dengan mengoptimalkan sumur tua, kita ingin pastikan masyarakat bisa bekerja tanpa ketakutan, menjual minyak ke Pertamina dengan harga layak, dan menciptakan lapangan kerja yang luas,” kata Bahlil saat meninjau sumur migas Ledok yang berada di wilayah kerja Pertamina EP Cepu.
Sumur tua didefinisikan sebagai sumur minyak yang dibor sebelum tahun 1970 dan tidak lagi aktif dikelola kontraktor. Pemerintah telah menerbitkan regulasi untuk memperkuat pengelolaan sumur ini, yakni melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025. Aturan ini memberikan peluang kepada BUMD, koperasi, serta pelaku UMKM untuk terlibat langsung dalam pengelolaan, dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan dan tata kelola lingkungan yang baik.
“Kita ingin masyarakat beraktivitas secara legal dan aman, agar lingkungan juga terlindungi,” ujar Menteri Bahlil.
Kontribusi terhadap Ekonomi dan Energi Nasional
Bahlil menjelaskan bahwa pemanfaatan sumur tua tidak hanya berkontribusi pada peningkatan produksi energi, tetapi juga membawa dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat sekitar. Dari satu sumur rakyat, misalnya, bisa dihasilkan sekitar tiga hingga lima barel minyak per hari. Dengan harga minyak mentah (ICP) sekitar USD70 per barel dan porsi bagi hasil sekitar 70%, satu sumur dapat menghasilkan lebih dari Rp2 juta setiap harinya.
“Jika dihitung, satu sumur bisa memberi hasil sekitar USD150 per hari. Ini memberi dampak ekonomi langsung pada masyarakat,” jelasnya.
Lebih jauh, pengelolaan sumur tua juga membuka banyak peluang kerja. Satu sumur rakyat dapat menyerap hingga 10 orang tenaga kerja, memberikan kontribusi nyata terhadap penyerapan tenaga kerja lokal dan perputaran ekonomi di tingkat desa.
Wilayah Potensial dan Sinergi Lokal
Di wilayah kerja Lapangan Cepu sendiri, terdapat delapan struktur sumur aktif yang dikelola bersama oleh Pertamina EP sebagai KKKS dan mitra lokal seperti Koperasi Unit Desa (KUD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Struktur-struktur tersebut meliputi Wonocolo, Dandangilo, Ngrayong, Ledok, Semanggi, Banyubang, Gegunung, dan Gabus.
Ke depan, pemerintah menargetkan agar kontribusi dari sumur tua dan sumur rakyat terus meningkat sebagai bagian dari strategi mencapai target ambisius produksi 1 juta barel minyak per hari secara nasional.