SKK Migas Buka Pintu Sumur Rakyat: Peluang Baru untuk Investasi Hulu Migas di Indonesia

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com-Indonesia kembali membuka peluang emas bagi investor di sektor hulu migas. Mulai 1 Agustus 2025, produksi minyak dari sumur rakyat—sumur kecil yang dikelola masyarakat lokal—secara resmi akan dimonetisasi dan dijual ke perusahaan migas nasional seperti Pertamina.

Kebijakan ini dinilai sebagai terobosan strategis untuk menggenjot produksi sekaligus memperluas partisipasi industri hulu migas di dalam negeri.

“Per 1 Agustus, mudah-mudahan produksi dari sumur masyarakat ini sudah bisa kita monetisasi ke Pertamina,” ungkap Deputi Eksploitasi SKK Migas, Taufan Marhaendrajana, dalam paparan kinerja, Senin (21/7/2025), di Jakarta.

Kontribusi Nyata: Tambahan 15 Ribu Barel per Hari

Taufan memperkirakan kontribusi dari sumur rakyat bisa menambah lifting nasional hingga 10.000–15.000 barel per hari (bph). Di tengah tekanan pencapaian target 605 ribu bph pada 2025 dan 1 juta bph pada 2030, kebijakan ini menjadi bentuk nyata dari strategi “sense of crisis” yang tengah dijalankan pemerintah.

“Ini bagian dari upaya swasembada energi. Produksi sumur rakyat harus jadi bagian dari aset negara,” tegasnya.

Regulasi Baru, Jalan Masuk untuk UMKM dan BUMD

Peluang ini tidak datang sendirian. Pemerintah melalui Peraturan Menteri ESDM No. 14 Tahun 2025 kini secara resmi membuka ruang kolaborasi antara pelaku usaha besar dengan BUMD, koperasi, dan UMKM untuk mengelola sumur-sumur marginal.

Bagi investor, ini menjadi titik masuk strategis untuk:

  • Membangun kemitraan lokal berbasis tata kelola yang baik,

  • Memperluas portofolio di wilayah kerja skala kecil hingga menengah,

  • Menjawab isu sosial dan keberlanjutan dalam kerangka ESG (Environment, Social, Governance).

Pertamina Siap Tampung dan Bina

Taufan juga menyebut bahwa Pertamina telah menyiapkan mekanisme internal untuk menyerap minyak dari sumur rakyat sekaligus memberikan pembinaan teknis dan manajerial kepada pengelola lokal. Namun, aspek verifikasi dan keselamatan kerja tetap menjadi syarat mutlak.

“Sumur rakyat tidak hanya dibeli minyaknya, tapi juga harus dibina agar tetap aman dan berkelanjutan,” ujar Taufan.

Momentum Baru, Risiko Terkelola

Dengan skema kerja sama dan kolaborasi antara pelaku besar dan komunitas lokal, risiko investasi pada sumur marginal kini dapat dikelola lebih baik. Pemerintah berharap investor tidak lagi hanya membidik lapangan besar dan frontier, tapi juga mulai melirik potensi yang tersebar di berbagai wilayah penghasil migas, terutama yang sebelumnya dianggap tidak ekonomis.

“Memang ada tantangan, tapi ini adalah momentum penting untuk meningkatkan produksi nasional secara kolektif,” pungkas Taufan.

Bagi investor yang ingin masuk lebih awal ke skema sumur rakyat, momentum ini menjadi salah satu langkah strategis untuk membangun portofolio hulu migas yang inklusif, berisiko rendah, dan terintegrasi dengan kebijakan nasional.