Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com— Salah satu anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina, yaitu PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling), kembali mencetak pencapaian strategis melalui pelaksanaan proyek Integrated Drilling Engineering Supervisory and Services (IDESS). Proyek ini menjadi langkah terobosan dalam merevolusi model kerja layanan pengeboran migas nasional secara terpadu dan efisien.
Diluncurkan secara resmi bersama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada 26 Februari 2024, proyek IDESS mengusung pendekatan kolaboratif yang menyatukan berbagai elemen layanan pengeboran—mulai dari Rig, personel, Cementing, Directional Drilling, hingga Drilling Fluid—ke dalam satu sistem operasi terintegrasi. Proyek ini dirancang untuk berjalan dalam jangka panjang selama delapan tahun.
Proyek perdana IDESS dilaksanakan di sumur Benar-00074, wilayah kerja Rokan, menggunakan Rig PDSI #49.2/PD550-M yang resmi mulai ditajak pada 23 Mei 2024. Seiring berjalannya waktu, implementasi IDESS telah menunjukkan hasil nyata, antara lain:
- Penurunan Cost per Feet hingga 9%,
- Penurunan Non-Productive Time (NPT) dari 4% menjadi hanya 2%,
- Peningkatan signifikan pada Rig Reliability dan efisiensi cycle time pengeboran.
“IDESS adalah manifestasi dari transformasi operasional yang terukur dan berdampak. Kami mengedepankan integrasi, efisiensi, serta budaya kerja yang disiplin dan berorientasi hasil, tanpa mengesampingkan aspek HSSE sebagai fondasi utama,” ujar Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita.
Keberhasilan proyek ini pun mendapat apresiasi luas dari berbagai pakar di industri migas nasional. Mereka menilai IDESS sebagai inovasi konkret dalam menjawab tantangan efisiensi pengeboran dan sinergi antarlini, sekaligus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses operasional.
Tak hanya itu, dalam satu tahun perjalanannya, proyek IDESS berhasil mencatat zero Lost Time Injury (LTI), menegaskan komitmen tinggi Pertamina Drilling terhadap keselamatan dan keandalan operasi.
Model layanan terintegrasi ini kini mulai dipandang sebagai benchmark baru dalam pengelolaan pengeboran migas di Indonesia, dan membuka peluang untuk direplikasi di wilayah kerja lainnya, guna mendukung pencapaian target produksi nasional yang andal dan berkelanjutan.